Tag Archive for: SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM berpartisipasi aktif dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) 2025 yang diselenggarakan oleh PAAI Cabang Jawa Tengah pada 2–3 Oktober 2025 di Hotel Harris, Solo.

Sebanyak 8 dosen, 3 tenaga kependidikan (tendik), 3 mahasiswa, dan 1 alumni turut hadir dan mempresentasikan hasil karya ilmiah dalam bentuk 5 poster dan 10 presentasi oral.

Presentasi Poster dan Oral oleh Dosen dan Tendik

Pada presentasi poster, kontribusi dalam optimasi teknik laboratorium juga dipaparkan oleh dua teknisi yang baru setahun ini bergabung di departemen Histologi dan Biologi Sel. Dari presentasi poster, Retno Winarti meneliti pengaruh durasi penyimpanan sampel buffy coat darah tikus terhadap kuantitas dan integritas RNA, yang penting untuk menjamin kualitas penelitian molekuler. Annisa Ramadhani memperkenalkan metode pembuatan blok parafin colon dengan orientasi irisan longitudinal untuk keperluan estimasi stereologi plexus myentericus, yang berpotensi meningkatkan akurasi analisis morfometrik jaringan saraf pencernaan.

Dosen Jajah Fachiroh menyampaikan kajian mengenai kemungkinan terjadinya penuaan thymus dan lien pada tikus Sprague Dawley yang diinduksi trimethyltin (TMT), memberikan perspektif baru terkait dampak toksikologi lingkungan terhadap organ limfoid.

Sementara itu, pada presentasi oral, Nur Aziz membahas profil varian genetik metiltransferase dan demetilase histon pada leukemia limfoblastik akut anak. Sebagai dosen junior, ia mengaku kesempatan ini memberinya pengalaman berharga untuk melatih kepercayaan diri sekaligus membangun jejaring dengan peneliti dari berbagai institusi.

“Saya merasa terhormat bisa berbagi hasil penelitian di forum nasional sebesar ini. Masukan dari para senior sangat membantu saya memperkaya perspektif riset ke depan,” ungkapnya.

Kajian imunopatologi kanker turut diperkaya dengan paparan Dewajani Purnomosari mengenai ekspresi Tumor Associated Macrophage (TAM) pada subtipe molekuler kanker payudara, serta penelitian Dewi Kartikawati Paramita tentang ekspresi SDF1 dan penyebaran tumor ke nodus limfatikus pada kanker nasofaring.

Selain itu, Dian Eurike Septyaningtrias memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh penghambatan TNF-α dengan etanercept terhadap ekspresi CX3CR1 pada hippocampus tikus model diabetes, yang memberikan wawasan baru mengenai interaksi sistem imun dan saraf dalam kondisi metabolik kronis.

Pada bidang pendidikan histologi, tiga dosen menyampaikan inovasi pembelajaran yang menarik. Yustina Andwi Ari Sumiwi menyoroti intervensi berbasis penguatan skor formatif dan pembelajaran teman sebaya untuk meningkatkan minat belajar praktikum Histologi. Saihas Suhda berbagi pengalaman penerapan praktikum berbasis sampel penelitian dalam program Summer Course FK-KMK UGM yang terbukti mampu memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap histopatologi kanker. Sementara itu, Rina Susilowati mempresentasikan rancangan Terminologi Histologi Indonesia berbasis Terminologia Histologica sebagai langkah awal menuju upaya standardisasi nasional.Selain itu, presentasi pada sejarah dan penghargaan profesi turut memberi warna tersendiri. Dewi Sulistyawati menghadirkan sesi In memoriam berjudul “Y. Suhardi dan Sumaryati: Jejak Dedikasi Teknisi Histologi”, sebuah penghormatan atas dedikasi panjang teknisi histologi yang menjadi bagian penting dalam perjalanan keilmuan dan pendidikan histologi di Indonesia.

Kontribusi Alumni dan Mahasiswa

Selain dosen dan tendik, alumni dan mahasiswa juga turut berkontribusi dalam forum ini.
Devi Purnamasari, yang kini menjadi dosen di Universitas Negeri Surabaya, menyampaikan presentasi oral berjudul “Gambaran Inflamasi Ginjal pada Tikus Model Neurodegenerasi Akibat Induksi Trimetiltin”, yang merupakan bagian dari penelitian semasa studinya di UGM.

Tak kalah membanggakan, mahasiswa S2 minat Histologi dan Biologi Sel juga memperkaya forum dengan karya ilmiah mereka.
Fitriya Ramadhani, melalui presentasi oral, memaparkan “Estimasi Volume dan Jumlah Neuron CA1 di Hippocampus Mencit Model Kolitis dan Karsinogenesis Kolorektal”. Fitriya menuturkan bahwa kesempatan ini menjadi pengalaman berharga:

Presentasi di forum nasional memberi saya dorongan kepercayaan diri sekaligus masukan konstruktif dari para pakar. Saya semakin termotivasi untuk melanjutkan penelitian ke arah yang lebih aplikatif,” ujarnya.

Dua mahasiswa lainnya, Merry Nikita Br. Nainggolan dan Destiatpin Sofyaningrum, turut membagikan hasil penelitian dari praktikum S2 Magister Ilmu Biomedis melalui sesi poster.
Nikita mengangkat studi pendahuluan berjudul “Optimasi Estimasi Volume Stratum Granulare Gyrus Dentatus Hippocampus Tikus”, sedangkan Destiatpin mempresentasikan penelitian awal “Pengaruh Puasa Intermiten terhadap Distribusi Microglia pada Hippocampus Tikus Dewasa”.
Keduanya menegaskan bahwa pengalaman mengikuti PIN tidak hanya memperluas jejaring akademik, tetapi juga membuka wawasan metodologi riset yang lebih luas.

Prestasi

Dalam kesempatan ini, Dewajani Purnomosari meraih salah satu penghargaan sebagai penyaji terbaik, yang menjadi kebanggaan bagi Departemen.

Departemen Histologi dan Biologi Sel mengucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia PIN PAAI 2025 Cabang Jawa Tengah khususnya Universitas Sebelas Maret atas penyelenggaraan acara yang hangat, ilmiah, dan inspiratif. Semoga kegiatan ini semakin memperkuat kolaborasi antar perguruan tinggi, memperluas wawasan penelitian, serta menumbuhkan semangat pengembangan ilmu anatomi dan histologi di Indonesia.

Partisipasi aktif Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM dalam PIN PAAI 2025 juga selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui riset biomedis tentang kanker, neurodegenerasi, dan imunopatologi yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat; SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat inovasi pembelajaran histologi yang memperkuat mutu dan relevansi pendidikan kedokteran; serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi aktif antara dosen, tendik, mahasiswa, alumni, dan berbagai institusi dalam memperluas jejaring penelitian dan pengembangan ilmu anatomi dan histologi di Indonesia.

Departemen Histologi dan Biologi Sel, FK-KMK UGM, kembali menorehkan prestasi di panggung akademik internasional. Salah satu dosennya, dr. Satrio Adi Wicaksono, berangkat ke Charleston, Amerika Serikat, untuk menghadiri Konferensi Internasional Endothelin ke-19 (ET-19) tahun 2025 yang digelar pada 21–24 September 2025.

Konferensi Endothelin merupakan forum ilmiah dua tahunan yang mempertemukan para peneliti dunia dari bidang biomedis, kedokteran, dan farmakologi untuk membahas perkembangan terkini mengenai sistem endothelin—baik dari sisi dasar maupun aplikasinya pada penyakit manusia. Dalam forum ilmiah bergengsi yang dihadiri peneliti dari lebih dari sembilan negara, dr. Satrio tampil sebagai pemapar pada sesi presentasi lisan bidang “Endocrinology/Metabolism”. Ia membawakan hasil riset berjudul “Endothelin Signalling Orchestrates Telogen-to-Anagen Transition in Hair Follicle”.

Melalui penelitiannya, dr. Satrio menyingkap peran protein endothelin-2 dalam regenerasi folikel rambut pada model hewan coba (tikus), khususnya mekanisme transisi fase pertumbuhan rambut (telogen ke anagen) setelah mendapat rangsangan eksternal seperti bercukur. Penemuan ini berpotensi memberi pemahaman baru mengenai biologi regeneratif serta arah pengembangan terapi kulit dan rambut.

Saat ini, dr. Satrio sedang menempuh studi doktoral (S3) di Kobe University, Jepang, di bawah bimbingan Prof. Noriaki Emoto, M.D., Ph.D. dan Asst. Prof. dr. Gusty Rizky Teguh Ryanto, Ph.D.. Ia dijadwalkan menyelesaikan studinya tahun ini, dan keikutsertaannya dalam ET-19 menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring riset internasional.

“Bisa mempresentasikan hasil penelitian di forum sebesar ET-19 merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap melalui pertemuan ini terjalin kolaborasi penelitian yang lebih luas, yang nantinya dapat mendukung pengembangan ilmu biomedis di Indonesia,” ujar dr. Satrio.

Partisipasi aktif dosen muda Indonesia dalam konferensi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga membuka peluang kolaborasi global lintas disiplin yang akan membawa dampak positif bagi pengembangan riset dan pendidikan di Departemen Histologi dan Biologi Sel.

Kehadiran UGM dalam ajang internasional ini juga sejalan dengan komitmen universitas dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain:

  • #SDG3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, melalui penelitian biomedis yang relevan untuk peningkatan kesehatan manusia.
  • #SDG4 Pendidikan Berkualitas, lewat peningkatan kapasitas akademik dosen dan mahasiswa melalui pengalaman internasional.
  • #SDG17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan memperluas jejaring dan kolaborasi penelitian di tingkat global.

Dengan capaian ini, Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM semakin meneguhkan posisinya sebagai bagian dari komunitas akademik internasional yang aktif berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan demi kemajuan bangsa.

Dr. Rina Susilowati, staf pengajar dari Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK Universitas Gadjah Mada, berpartisipasi dalam 8th International Anatomical Science and Cell Biology Conference (IASCBC), yang berlangsung pada tanggal 14-15 Agustus 2025 di Connexion Conference & Event Centre, Kuala Lumpur, Malaysia. Acara ini diselenggarakan oleh Malaysian Association of Anatomist (MAA) bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI).

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Rina Susilowati diundang sebagai pembicara pada simposium bertema anatomi dan histologi tulang bersama dua pembicara lain, yaitu Dr. Nurul Asyiqin (Malaysia) dan Dr. Uruj Zehra (Pakistan). Beliau menyampaikan presentasi berjudul Unbiased Stereological Assessment of Scaffold-based Bone Regeneration: Essential Parameters For Evaluation yang membahas tentang manfaat penerapan teknik stereologi dalam penelitian tulang, khususnya untuk regenerasi tulang berbasis perancah.

Pada presentasi tersebut dipaparkan parameter utama yang dapat dinilai dari sampel sediaan histologi  melalui metode stereologi meliputi fraksi volume tulang, arsitektur trabekula, degradasi perancah, respon inflamasi, dan vaskularisasi. Implementasi yang efektif memerlukan strategi pengambilan sampel yang terencana dan memiliki desain yang baik serta penggunaan alat ukur geometris yang sesuai untuk meningkatkan akurasi pengukuran. Contohnya adalah mengukur volume perancah dan tulang baru yang terbentuk dengan metode Cavalieri. Selain itu konektivitas tulang terutama penting diukur untuk menilai kekuatan trabekula tulang.  Dengan berpegang pada prinsip “do more less well”, stereologi mengoptimalkan upaya pengumpulan data dengan menyeimbangkan akurasi dan efisiensi.

Selain menjadi pembicara, Dr. Rina Susilowati juga turut berperan sebagai moderator pada salah satu sesi presentasi oral dan dipercaya menjadi salah satu  juri dalam kompetisi poster ilmiah. Keterlibatan ini menunjukkan pengakuan komunitas ilmiah internasional terhadap kompetensi akademik dan kontribusi dosen Departemen Histologi dan Biologi Sel FKKMK UGM dalam bidang histologi  dan biologi sel.

Konferensi ini dihadiri oleh peserta dan narasumber dari lebih dari 20 negara, mencakup peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai bidang yang berkaitan dengan anatomi, biologi sel, serta ilmu kesehatan. Pertemuan internasional ini menjadi ajang penting untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan hasil riset terkini.

Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, Dosen departemen Histologi dan Biologi Sel  diharapkan dapat memperkuat jejaring internasional, membuka peluang kolaborasi riset lintas negara, serta membawa manfaat bagi pengembangan pendidikan dan penelitian di Universitas Gadjah Mada dan di Indonesia secara umum. Pertemuan IASCBC berikutnya dijadwalkan akan diselenggarakan di Taipei pada tahun 2027. 

Keterlibatan Dr. Rina Susilowati dalam konferensi ini mendukung SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) melalui pengembangan riset regenerasi tulang, serta SDG 4 : Pendidikan Berkualitas (Quality Education) dan SDG 17 : Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals) dengan memperkuat kapasitas akademik, jejaring internasional, dan kolaborasi riset lintas negara.

Rina Susilowati dari Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM baru saja melakukan publikasi hasil penelitian pada jurnal Annals of Anatomy (Elsevier, Juni 2025) dengan judul “TNF-α antagonist alleviates muscular layer enlargement but does not prevent myenteric neuronal loss in the colon of streptozotocin-induced diabetic rats”

Penelitian ini merupakan salah satu hasil disertasi Tri Agusti Sholikah, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS), yang telah diwisuda dari prodi Doktor FK-KMK UGM tahun 2024.

Studi ini menyoroti komplikasi gastrointestinal pada diabetes, terutama perubahan struktur dan sel-sel saraf di kolon (usus besar). Salah satu fokus utamanya adalah mengevaluasi pengaruh etanercept, obat yang menghambat kerja protein proinflamasi TNF-α, dalam mencegah kerusakan jaringan akibat diabetes tipe 2. Tikus dalam penelitian ini dibagi menjadi kelompok sehat, kelompok diabetes tanpa pengobatan, dan kelompok diabetes yang mendapatkan etanercept secara teratur.

Penelitian ini menggunakan stereologi, sebuah metode kuantitatif berbasis prinsip geometri spasial, untuk menghitung jumlah neuron serta volume lapisan dinding usus berbasis desain. Pendekatan stereologi memungkinkan pengukuran yang lebih akurat dan representatif dan tidak bias. Artikel yang baru terbit ini juga didukung oleh pakar stereologi internasional Jens Nyengaard dari Aarhus University, Denmark sebagai salah satu tim penulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanercept efektif menurunkan ekspresi penanda kematian sel seperti caspase‑3 (apoptosis) dan Gasdermin D (pyroptosis), serta mencegah penebalan lapisan otot kolon. Namun, obat ini tidak mampu mencegah penurunan jumlah neuron pada dinding kolon yang tetap terjadi pada kelompok diabetes, meskipun peradangan telah ditekan.

Tri Agusti Sholikah menjelaskan, “Kami menemukan bahwa etanercept memang mampu menekan peradangan dan perubahan struktural pada otot usus besar, tetapi kehilangan neuron tetap terjadi. Ini menunjukkan bahwa mekanisme kerusakan neuron pada diabetes mungkin lebih kompleks dan melibatkan jalur selain TNF-α. Diperlukan pendekatan terapi kombinasi untuk benar-benar melindungi jaringan saraf usus pada kondisi kronis seperti diabetes.”

Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dampak peradangan kronis terhadap sistem pencernaan pada diabetes, serta menegaskan pentingnya pengukuran kuantitatif berbasis stereologi dalam mengevaluasi struktur jaringan. Kerja sama antara UGM, UNS, dan Aarhus University juga memperkuat kualitas dan relevansi ilmiah temuan ini dalam konteks global.

Penelitian ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan menyediakan bukti ilmiah yang dapat mendukung pengembangan terapi yang lebih efektif untuk komplikasi diabetes, penyakit kronis yang menjadi beban kesehatan global. Selain itu, kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan luar negeri, seperti UGM, UNS, dan Aarhus University, mencerminkan implementasi SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang mendorong kerja sama internasional dalam riset kesehatan. Penelitian ini juga mendukung SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas melalui keterlibatan aktif mahasiswa program doktoral dalam menghasilkan riset berbasis teknologi kuantitatif mutakhir seperti stereologi, yang memperkaya proses pembelajaran dan pengembangan kapasitas ilmiah nasional.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM bekerja sama dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Swaloka sukses menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan KSU Swaloka dan masyarakat Sarirejo, Maguwoharjo, Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan 30 tahun berdirinya KSU Swaloka.

Pemeriksaan kesehatan diikuti oleh 187 peserta, dengan dukungan penuh dari 21 staf dan mahasiswa Magister Ilmu Biomedis yang terlibat sebagai pemeriksa kesehatan dengan bantuan dari staf KSU Swaloka yang bertugas menjadi pengarah peserta pemeriksaan kesehatan.
Sebagai bagian dari persiapan, seluruh calon peserta diminta untuk menonton video panduan singkat melalui tautan https://bit.ly/PemeriksaanKesehatanKSUSwaloka. Video ini berisi penjelasan tentang alur pemeriksaan dan persiapan yang diperlukan, sehingga pada hari pelaksanaan peserta dapat mengikuti seluruh prosedur dengan lancar dan tertib.

Pada hari pelaksanaan, peserta menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan dasar, antara lain:

  • Registrasi dan verifikasi data
  • Pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.
  • Pemeriksaan gula darah sewaktu, asam urat, kolesterol dan hemoglobin
  • Konsultasi dokter dan edukasi kesehatan bersama tenaga medis

Antusiasme peserta sangat tinggi terlihat dari tingkat kehadiran yang mencapai lebih dari 90%. Pemeriksaan ini tidak hanya bertujuan untuk deteksi dini kondisi kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai sarana edukasi pentingnya menjaga kesehatan secara rutin. Beberapa peserta ditemukan mengalami obesitas yang merupakan faktor risiko hipertensi dan kadar gula darah tinggi. Mereka kemudian diberikan edukasi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan terdekat dan membangun gaya hidup sehat.

Ketua KSU Swaloka, Bp. Yoseph Cahyono menyampaikan bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kerja sama erat seluruh pihak, serta kesiapan peserta berkat diseminasi video panduan sebelum hari H. “Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat dan berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan secara berkala untuk meningkatkan kesehatan komunitas,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa yang turut bertugas dari Program Studi Magister Ilmu Biomedik, dr. Destiatpin Sofyaningrum, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan karena memberikan kesempatan untuk berbaur dengan masyarakat Yogyakarta serta mempererat keakraban antar mahasiswa dan dosen di Departemen Histologi dan Biologi Sel.

Departemen Histologi dan Biologi Sel berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengabdian masyarakat melalui berbagai program promotif dan preventif di bidang kesehatan.

Sebagai bentuk implementasi komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini mendukung tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan memperluas akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas kepada masyarakat. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung tujuan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi strategis antara institusi pendidikan dan komunitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Profesor Jianjun Liu saat ini adalah Pejabat Direktur Eksekutif dan Distinguished Institute Fellow di Genome Institute of Singapore (GIS) dan Profesor di Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore. Beliau banyak menerbitkan publikasi terkait kerentanan genetika pada berbagai penyakit (H-indeks 95, 2022), terutama di populasi Asia, termasuk Karsinoma Nasofaring (KNF).

Karsinoma nasofaring merupakan keganasan multifaktorial dengan distribusi unik. Pada populasi endemik, seperti di China Selatan, inuit di Eskimo, Maroko, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, keganasan ini terkait dengan infeksi Virus Epstein-Barr (EBV). EBV merupakan anggota Herpesvirus yang umum menginfeksi; tapi bisa menjadi salah satu faktor terjadinya berbagai macam kanker. Seperti halnya keganasan lain, KNF familial (lebih dari 1 kejadian kanker dalam keluarga, dan umumnya terjadi di usia muda) diasumsikan karena adanya kerentanan genetika yang diwariskan, dan mendorong terjadinya kanker dalam keluarga. Pada KNF gen manusia terkait dengan kerentanan sampai saat ini belum teridentifikasi, selain pada gen penyandi Human Leucocyte Antigen (HLA) yang hanya merepresentasikan sekitar 10% risiko. Disisi lain, berdasar identifikasi oleh Prof Liu dkk, variasi genetika pada EBV diasumsikan berperan lebih dibanding HLA,berdasarkan kemudahan infeksi EBV melalui saliva. Temuan tersebut sudah dibuktikan pada beberapa populasi di area endemik, tapi belum pernah di Indonesia.

Prof Liu berkunjung ke FK-KMK UGM pada hari Rabu 23 April 2025, untuk berdiskusi bersama tim EBV-KNF, dari Departemen Histologi dan Biologi Sel (Jajah Fachiroh, Ph.D. dan Dewi K Paramita Ph.D.) serta dari Departemen THT-KL, RS Prof Sardjito (Dr. dr. Camelia Herdini, Sp.T.H.T.K.L(K), M.Kes., FICS.) dan dari Departemen THT-KL, RSA UGM (dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc.) terkait kerjasama riset genomika EBV. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut komunikasi teknis daring yang berjalan intensif selama tiga bulan terakhir. Pada pertemuan tersebut, Prof Liu juga mengunjungi infrastruktur penunjang riset seperti Biobank dan Lab Riset Terpadu FK-KMK UGM.  Di akhir kunjungannya, Prof Liu mewakili tim di Genome Institute of Singapore (GIS) menyatakan akan berupaya memberikan bantuan teknis untuk pengembangan riset genomika kanker di FK-KMK UGM, khususnya terkait dengan EBV dan KNF.

Kerjasama riset ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan fokus pada peningkatan kapasitas riset untuk pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan kanker di negara berkembang. Selain itu, kolaborasi ini mendukung tujuan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kemitraan internasional untuk memperkuat riset ilmiah, teknologi, dan inovasi dalam bidang kesehatan, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pengendalian karsinoma nasofaring di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM telah sukses menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional pada Kamis, 17 April 2025, dengan menghadirkan narasumber terkemuka, Prof. Zixu Mao, M.D., Ph.D., Professor of Pharmacology and Neurology dari Emory University School of Medicine, Atlanta, Amerika Serikat.

Bertempat di Auditorium Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana, staf pengajar, dan peneliti dari berbagai institusi. Acara dibuka oleh sambutan Ketua Departemen, dilanjutkan dengan perkenalan narasumber, dan penyampaian kuliah selama 50 menit.

Prof. Mao dikenal luas atas penelitiannya tentang mekanisme stres neuronal dalam penyakit neurodegeneratif. Ia menyoroti peran penting protein MEF2D dalam menjaga fungsi mitokondria serta implikasinya dalam patogenesis penyakit Parkinson. Selain itu, risetnya mengeksplorasi hubungan antara stres pada retikulum endoplasma dan jalur autophagy yang dimediasi chaperone (CMA), termasuk peran kunci p38 MAPK sebagai pengatur respon stres sel. Penemuan-penemuan ini telah membuka jalan bagi strategi terapi inovatif berbasis organel.

Dalam sesi bertajuk “An Organelle-Centric View of Neuronal Stress Response and Therapeutics in Neurodegenerative Diseases”, Prof. Mao memaparkan pendekatan terbaru dalam memahami respons stres sel saraf melalui perspektif organel — khususnya mitokondria, retikulum endoplasma, dan lisosom — serta implikasi terapeutiknya pada penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Sesi tanya-jawab berlangsung aktif dan penuh antusiasme, menunjukkan minat besar peserta terhadap topik yang dibahas. Diskusi dilanjutkan secara lebih mendalam dalam sesi informal setelah kuliah, membuka peluang kolaborasi riset di bidang neurobiologi seluler dan terapi molekuler.

🎯 Tujuan dan Dampak Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:

  • Memberikan akses sivitas akademika terhadap perkembangan riset internasional mutakhir di bidang neurobiologi dan terapi seluler. 
  • Mendorong kolaborasi akademik antara FK-KMK UGM dan institusi luar negeri. 
  • Mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDG) terutama: 
    • #SDG3 – Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan 
    • #SDG4 – Pendidikan Berkualitas 
    • #SDG17 – Kemitraan untuk Mencapai Tujuan 

Kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan dosen untuk lebih aktif dalam riset interdisipliner, khususnya di bidang biologi sel saraf dan neurofarmakologi.

 

Ba-Duan-Jin, sebagai salah satu bentuk latihan Qigong tradisional, telah terbukti secara ilmiah memiliki manfaat signifikan dalam meningkatkan sistem imun seluler. Teguh Sugiharto, staf Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, menjadikan Ba-Duan-Jin sebagai rutinitas mingguannya. “Saya belajar dan memulai praktik Ba-Duan-Jin semenjak masa COVID-19, dan tentunya setelah mempraktikkannya, yang dulu pernah mengalami pinggang sakit-sakitan, sekarang berkurang.”, tegas Pak Teguh. Gerakan-gerakan dasar dalam Ba-Duan-Jin relatif sederhana, sehingga mudah dipelajari dan dapat diikuti oleh semua kelompok usia.

Ba-Duan-Jin ini menggabungkan gerakan lembut dan pernapasan terkontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qigong (latihan Qi atau terapi Qi) mampu memodulasi jumlah sel imun dalam darah tepi manusia (Lee et.al., 2003). Praktik ini diduga dapat menstabilkan sistem saraf simpatik, sehingga memicu rekrutmen dan proliferasi sel-sel imun (Lee et.al., 2003). Ba-Duan-Jin, sebagai latihan tradisional Tiongkok, terbukti efektif mengurangi gejala kelelahan (Liu et al., 2023).

Ba-Duan-Jin memiliki relevansi kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mendukung pencapaian SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan. Latihan ini tidak hanya terjangkau dan dapat dilakukan di mana saja, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit. Dengan meningkatkan imunitas dan mengurangi ketergantungan pada layanan kesehatan kuratif, Ba-Duan-Jin berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih sehat dan produktif, selaras dengan prinsip SDGs untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua usia.

Referensi :

Lee, M. S., Huh, H. J., Jeong, S. M., Jang, H.-S., Ryu, H., Park, J.-H., … Woo, W.-H. (2003). Effects of Qigong on Immune Cells. The American Journal of Chinese Medicine31(02), 327–335. doi:10.1142/S0192415X03001016

Liu, H., Liu, S., Xiong, L., & Luo, B. (2023). Efficacy of Baduanjin for treatment of fatigue: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Medicine, 102(32), e34707.doi:10.1097/MD.0000000000034707

(Foto Bersama Bu Yati, suami dan cucu di depan rumah Bu Yati)

Siklus kepegawaian, mulai dari masuk hingga purna karya adalah suatu perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap pegawai. Bagi Bu Semaryati, bulan Februari 2025 merupakan bulan terakhir bekerja di Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, setelah mengabdi selama 37 tahun. Beliau resmi menyelesaikan tugasnya di Departemen kami pada tanggal 28 Februari 2025. Pada saat masih aktif bekerja, Ibu Sumaryati adalah tenaga kependidikan dengan jabatan sebagai laboran, yang bertanggungjawab pada kegiatan di laboratorium, di antaranya menyiapkan bahan-bahan untuk praktikum mahasiswa dan juga membantu para peneliti dari berbagai tingkat, mulai mahasiswa S1, S2, S3 dan para dosen, baik dari FK-KMK, fakultas lain di lingkungan UGM, maupun dari institusi lain. Menjelang masa purna karya, Bu Sumaryati mengikuti berbagai macam pelatihan untuk mempersiapkan diri melakukan berbagai aktivitas setelah purna karya.

Pada tanggal 23 Maret 2025, kami membuat janji silaturahmi ke rumah Bu Sumaryati di wilayah Sleman. Bu Sumaryati bercerita tentang segala aktivitas yang di kerjakan sehari-hari. Setiap pagi, yang biasanya Bu Sumaryati bersiap pergi ke kantor dan berangkat dengan motornya, saat ini, beliau berolahraga jalan pagi mengelilingi perumahan dan sekitarnya, sambil menyapa para tetangga.

Meskipun telah purna tugas, Bu Sumaryati tidak hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Menurut beliau, dengan tetap beraktivitas membuat tubuh dan pikiran menjadi sehat. Seperti pada saat masih aktif di kantor, Bu Sumaryati adalah tipe orang yang aktif. Segala tugas diselesaikan dengan sigap. Selain tugas di kantor, setiap hari Jumat pagi, beliau selalu menyempatkan diri berolah raga bersama staf yang lain. Hingga masa purna tugas, Bu Sumaryati masih terlihat sehat dan bugar (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Bercocok tanam merupakan kegiatan, yang tidak lain juga merupakan hobi beliau. Berbagai tanaman nampak subur di depan rumah Bu Sumaryati, mulai dari tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sehari-hari. Bu Sumaryati bersama suaminya yang juga telah purna tugas, memiliki kolam ikan yang tidak jauh dari rumahnya. Kolam tersebut diisi dengan ikan konsumsi, khususnya ikan nila. Hasil panen dari kolam tersebut, selain dimanfaatkan sebagai sumber protein keluarga (SDG 2 : Tanpa Kelaparan), juga merupakan kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan), serta menyediakan sumber protein yang terjangkau bagi para pelanggannya (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Bu Sumaryati mengolah hasil panennya menjadi ikan berbumbu yang dibekukan dan siap untuk digoreng, dibakar atau diolah dengan cara lain. Bu Sumaryati menjual hasil ikan olahannya kepada teman-teman terdekat, tetangga, dan perlahan-lahan mulai memasarkan kepada pelanggan.

(Ikan beku berbumbu karya Bu Yati)

Aktivitas Bu Sumaryati pasca purna tugas memperlihatkan bahwa meskipun tidak lagi terikat pada suatu institusi atau badan yang memberikan pekerjaan, perekonomian keluarga akan tetap terjaga (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan). Selain itu, usaha Bu Sumaryati juga memberikan manfaat bagi keluarga serta banyak orang karena dapat menyediakan sumber protein dengan harga terjangkau (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Dengan tetap rajin beraktvitas, baik dalam bentuk olah raga ringan dan aktivitas lain Bu Sumaryati berharap akan tetap sehat di usia yang sudah tidak muda lagi (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Yogyakarta, 21 Maret 2025 — Nuansa kebersamaan dan kekeluargaan menyelimuti Atrium Gedung Radopoetro FK-KMK UGM dalam acara Buka Puasa Bersama yang digelar pada Jumat, 21 Maret 2025. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi antara staf dan mahasiswa lintas departemen, sekaligus sebagai momen refleksi spiritual di bulan Ramadhan.

Dengan mengangkat tema “Ramadan sebagai Sarana Menguatkan Ketahanan Keluarga,” acara ini menghadirkan narasumber Ustadz Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt., seorang pakar keluarga dan pembicara nasional yang dikenal luas dalam forum-forum penguatan keluarga Islami. Dalam tausiah singkat menjelang waktu berbuka, beliau menyampaikan pentingnya menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperkuat relasi dalam keluarga, membangun komunikasi yang sehat, dan menanamkan nilai kebersamaan di tengah tantangan kehidupan masa kini.

Acara ini diikuti oleh berbagai elemen sivitas akademika FK-KMK UGM, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. Departemen Histologi dan Biologi Sel turut ambil bagian dengan mengirimkan perwakilan dari tenaga kependidikan (tendik) serta mahasiswa S2 peminatan Histologi.

Menjelang waktu berbuka, panitia menyediakan takjil berupa kolak dan kurma untuk membatalkan puasa. Setelah menyantap takjil ringan, para peserta bersama-sama melaksanakan salat maghrib berjamaah. Suasana khusyuk dan penuh rasa syukur menyertai momen ini. Usai shalat, peserta kembali berkumpul dan bersama-sama mengantri untuk menikmati santapan makan besar yang telah disiapkan oleh panitia.

Suasana hangat dan akrab pun terasa selama acara berlangsung, menunjukkan bahwa nilai-nilai kekeluargaan tidak hanya terjalin dalam lingkungan keluarga inti, tetapi juga dapat tumbuh baik di lingkungan akademik. Melalui kegiatan ini, FK-KMK UGM terus mendorong terciptanya lingkungan kampus yang inklusif dan saling mendukung, dengan memanfaatkan momentum Ramadan sebagai ruang mempererat solidaritas dan spiritualitas bersama.

Kegiatan Buka Puasa Bersama ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Dengan menciptakan ruang interaksi yang sehat dan inklusif antar anggota sivitas akademika, kegiatan ini mendorong terciptanya kesejahteraan mental dan spiritual, memperkuat nilai-nilai toleransi, serta membentuk budaya kampus yang harmonis dan berdaya. Nilai-nilai ini penting dalam membangun institusi pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara sosial dan emosional.