Tag Archive for: SDG 16

Sebuah perjalanan panjang penuh dedikasi, Pak Paryana telah mengabdi selama hampir 40 tahun di FK-KMK UGM. Beliau memulai tugasnya sejak tahun 1981 sebagai penjaga malam gedung Anatomi-Histologi, jauh sebelum ada satpam di fakultas. 

Saat itu, kampus masih minim penerangan, tanpa pagar, dan rawan pencurian. Di malam hari, ternyata banyak orang datang ke kampus dengan berbagai alasan, seperti mencari burung, dan sering kali berujung pada hilangnya barang-barang seperti lampu taman. Dengan hanya berbekal senter dan ketapel, beliau berkeliling menjaga keamanan, memastikan lingkungan tetap aman bagi civitas akademika.

Salah satu kisah yang masih beliau ingat adalah saat harus menghadang seorang pencuri dengan ketapelnya. Keberanian dan ketegasannya membuat pencuri tersebut berhenti dan akhirnya dapat diamankan.

Bertugas di malam hari bukanlah hal mudah. Pada masa awal beliau bekerja, tidak ada pos penjaga, sehingga beliau kadang merebahkan diri di dekat ruang kuliah dengan serangan nyamuk yang tak terhindarkan. 

Bahkan untuk mendapatkan air minum pun sulit. Bersama rekan-rekannya, mereka harus merebus air menggunakan api hasil pembakaran ranting kering yang dikumpulkan dari pohon di jalan Farmako. Tidak ada kompor. Untungnya, beberapa dosen yang bekerja hingga malam kadang berbagi makanan dengan para penjaga malam tersebut. 

Para penjaga malam ini masuk jam 19.00 dan pulang pada pagi hari jam 7, saat para pegawai yang bekerja di siang hari telah mulai datang. Dengan demikian jam kerja mereka lebih lama dari karyawan lain.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Pak Paryana tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Beliau hampir tidak pernah memiliki hari libur, bahkan saat hari raya masih datang menjaga kampus. Walaupun tidak selalu mendapat uang lembur, pak Paryana dan teman teman penjaga malam tetap setia bekerja tanpa mengeluh.

Tugas para penjaga malam tidak hanya menjaga gedung dari pencuri. Keamanan di kampus kala itu juga penuh risiko, mulai dari pencurian ikan di kolam taman, hingga kejadian-kejadian berbahaya seperti perkelahian yang berujung pada kekerasan. 

Salah satu atasan yang berkesan bagi pak Paryana adalah bu Lis, kepala kantor Fakultas Kedokteran di tahun 80-an. Bu Lis kadang datang di malam hari menengok para penjaga malam, bertanya dan memberikan arahan. Bagi pak Paryana, hal yang dilakukan bu Lis bersifat mendidik bawahan dan meningkatkan semangat kerja. 

Pada tahun 2002, beliau mulai bertugas di siang hari sebagai petugas kebersihan Departemen Histologi dan Biologi Sel, hingga akhirnya purna tugas pada tahun 2020 setelah 39 tahun 9 bulan mengabdi. 

Sebagai petugas kebersihan, hasil kerja beliau sangat bisa diacungi jempol. Pagi-pagi sebelum dosen dan tenaga kependidikan yang lain datang, beliau sudah hadir untuk membersihkan ruang dan koridor dilanjutkan dengan membersihkan toilet. Di siang hari pun beliau masih bekerja membersihkan kaca-kaca dan teralis. Hasilnya adalah ruangan yang selalu terjaga kebersihannya.

Kini, beliau menikmati masa pensiun dengan bertani dan tinggal di daerah sekitar Jalan Wates bersama keluarga. Namun, jejak pengabdiannya tetap berlanjut, karena salah satu anak beliau kini bertugas sebagai satpam di UGM.

Pak Paryana mengabdikan diri hampir 40 tahun dalam pekerjaan yang penuh tantangan, mencerminkan pentingnya pekerjaan layak dan kondisi kerja yang aman serta adil. Kisah beliau juga menyoroti perjuangan tenaga kependidikan dalam mendapatkan kesejahteraan. 

Pengabdian Pak Paryana dalam menjaga keamanan kampus selama hampir 40 tahun sejalan dengan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat, yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan inklusif. Keberanian dan dedikasi beliau dalam menjaga keamanan di FK-KMK UGM mencerminkan bagaimana individu berperan dalam membangun sistem kelembagaan yang kuat. Selain itu, komitmen beliau dalam menjalankan tugas meskipun dengan keterbatasan fasilitas juga menggambarkan pentingnya keadilan dan penghargaan terhadap pekerja di sektor informal. Kisah ini menjadi refleksi atas pentingnya perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja guna menciptakan institusi yang lebih baik dan berkelanjutan.

Mungkin sebagian besar mahasiswa yang tidak mengenalnya, tetapi kontribusi Pak Paryana menjaga keamanan dan kebersihan kampus telah menjadi bagian dari sejarah panjang UGM, khususnya di FK-KMK. 

Penjaga malam di kampus sunyi,
Senter di tangan, semangat tak padam.
Pak Paryana teladan kami,
Pengabdian tulus, tak pernah suram.

Empat dekade penuh setia,
Menjaga kampus dengan bahagia.
Tekun bekerja, penuh harmonia! 
Jadi panutan generasi terkini 

Terima kasih atas pengabdianmu, Pak Paryana!

Pak Paryana di bulan Februari 2025 di rumah beliau yang sederhana

 

Gaya hidup sehat merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai kualitas hidup yang optimal. Di era modern ini, dengan berbagai tuntutan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, menjaga kesehatan fisik dan mental menjadi lebih krusial. Untuk mendukung hal ini, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM telah menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan untuk lebih aktif dalam berolahraga dan tetap aktif menerapkan pola hidup sehat.

 

Salah satu fasilitas yang menonjol dan cukup digemari adalah jalur lari laun atau lebih dikenal dengan sebutan jogging track. Jalur berwarna merah marun dengan panjang sekitar dua kilometer ini memungkinkan civitas akademika untuk berlari santai atau berjalan dengan nyaman di lingkungan kampus.

 

Dekan FK-KMK Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D, FRSPH mengatakan jogging track merupakan fasilitas olahraga yang paling mudah digunakan dan menjangkau lebih banyak peserta karena olahraga yang menggunakan area ini lebih fleksibel seperti berlari atau berjalan kaki, dan juga tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Pada wartawan, Rabu (24/7/2024) di kampus FK-KMK, Bapak Dekan berkomentar “Kita ingin fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh warga UGM untuk kesejahteraan bersama dalam bidang kesehatan.” Ini sejalan dengan artikel di laman Kementerian Kesehatan RI yang menuliskan bahwa berjalan kaki setidaknya 15-30 menit tanpa berhenti setiap harinya bisa mengubah penampilan dan membuat tubuh bertambah sehat. tertulis juga slogan “Berjalan adalah obat yang paling baik”.

 

Bagi civitas yang menghendaki alternatif olahraga lain, terutama untuk lebih membangun komunikasi dan kerja sama beregu, keberadaan lapangan bola basket, meja tenis-meja juga dapat dipertimbangkan. FK-KMK juga menyediakan persewaan sepeda, yang merupakan pilihan transportasi ramah lingkungan sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan olahraga. Dewi (36 tahun), yang merupakan tenaga kependidikan Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK berpendapat bahwa kegiatan bersepeda menggunakan fasilitas persewaan sepeda selain menyehatkan tubuh, dapat juga memberikan efek relaksasi dan manfaat baik bagi kesehatan mental karena dapat sejenak menikmati suasana pagi di luar lingkungan kampus serta berinteraksi dengan sesama civitas yang mempunyai minat serupa.

 

Selain sarana olahraga, fakultas juga mengadakan kegiatan senam sehat dan Taijiquan secara rutin. Kedua aktivitas ini tidak hanya fokus pada kebugaran jasmani, namun sama seperti kegiatan bersepeda, dapat juga memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan relaksasi. Senam sehat yang dilakukan dengan gerakan enerjik dapat meningkatkan stamina sehingga tidak sedikit civitas yang menggemari kegiatan ini. Setiap 1 bulan sekali senam klaster kesehatan yang melibatkan FK-KMK UGM, FKG UGM, dan Fakultas Farmasi diadakan dengan lokasi bergantian. Senam klaster diberi nama “Sensasi” atau “senam-sarapan-silaturahmi”, karena seusai kegiatan senam peserta dipersilahkan menikmati hidangan yang telah disediakan oleh panitia, seperti soto, bakso, siomay, pecel, jus, dll. Tenaga kependidikan dari Fakultas Farmasi, Heri (35 th) menikmati kegiatan senam klaster karena menurutnya selain berolahraga, juga bisa silaturahmi dengan sesama tenaga kependidikan dari tiga fakultas yang terlibat.

 

Di pihak lain, Taijiquan dengan gerakannya yang lembut dan teratur memberikan ketenangan pikiran dan membantu meningkatkan konsentrasi bagi mereka yang mengikutinya. Komunitas Taijiquan FK-KMK yang saat ini diketuai oleh bapak Joko Partono telah aktif mengikuti kompetisi di luar FK-KMK.

 

Dalam rangka memaksimalkan penggunaan sarana prasarana kesehatan, FK-KMK UGM telah menyediakan waktu khusus pada setiap Jumat pagi, dari pukul 07.00 hingga pukul 09.00, untuk berolahraga bersama. Ini adalah inisiatif yang sangat baik, karena memberikan kesempatan bagi semua anggota civitas akademika untuk berkumpul, berolahraga, dan saling mendukung dalam menjaga kesehatan. Dengan adanya waktu khusus ini, diharapkan olahraga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya kampus.

 

Secara keseluruhan, sarana dan prasarana yang telah disediakan FK-KMK adalah langkah yang strategis dalam mendukung gaya hidup sehat di kalangan civitas akademika. Dengan fasilitas yang lengkap dan kegiatan yang terjadwal, diharapkan semua anggota fakultas dapat lebih termotivasi untuk berolahraga dan menerapkan pola hidup sehat. Ini tidak hanya berdampak positif pada kesehatan individu, tetapi juga menciptakan lingkungan kampus yang lebih sehat, produktif, dan harmonis.

Senam bersama di lapangan basket FK-K

Jalan santai di lingkungan UGM

Bersepeda bersama