Ba-Duan-Jin, sebagai salah satu bentuk latihan Qigong tradisional, telah terbukti secara ilmiah memiliki manfaat signifikan dalam meningkatkan sistem imun seluler. Teguh Sugiharto, staf Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, menjadikan Ba-Duan-Jin sebagai rutinitas mingguannya. “Saya belajar dan memulai praktik Ba-Duan-Jin semenjak masa COVID-19, dan tentunya setelah mempraktikkannya, yang dulu pernah mengalami pinggang sakit-sakitan, sekarang berkurang.”, tegas Pak Teguh. Gerakan-gerakan dasar dalam Ba-Duan-Jin relatif sederhana, sehingga mudah dipelajari dan dapat diikuti oleh semua kelompok usia.

Ba-Duan-Jin ini menggabungkan gerakan lembut dan pernapasan terkontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qigong (latihan Qi atau terapi Qi) mampu memodulasi jumlah sel imun dalam darah tepi manusia (Lee et.al., 2003). Praktik ini diduga dapat menstabilkan sistem saraf simpatik, sehingga memicu rekrutmen dan proliferasi sel-sel imun (Lee et.al., 2003). Ba-Duan-Jin, sebagai latihan tradisional Tiongkok, terbukti efektif mengurangi gejala kelelahan (Liu et al., 2023).

Ba-Duan-Jin memiliki relevansi kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mendukung pencapaian SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan. Latihan ini tidak hanya terjangkau dan dapat dilakukan di mana saja, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit. Dengan meningkatkan imunitas dan mengurangi ketergantungan pada layanan kesehatan kuratif, Ba-Duan-Jin berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih sehat dan produktif, selaras dengan prinsip SDGs untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua usia.

Referensi :

Lee, M. S., Huh, H. J., Jeong, S. M., Jang, H.-S., Ryu, H., Park, J.-H., … Woo, W.-H. (2003). Effects of Qigong on Immune Cells. The American Journal of Chinese Medicine31(02), 327–335. doi:10.1142/S0192415X03001016

Liu, H., Liu, S., Xiong, L., & Luo, B. (2023). Efficacy of Baduanjin for treatment of fatigue: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Medicine, 102(32), e34707.doi:10.1097/MD.0000000000034707

(Foto Bersama Bu Yati, suami dan cucu di depan rumah Bu Yati)

Siklus kepegawaian, mulai dari masuk hingga purna karya adalah suatu perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap pegawai. Bagi Bu Semaryati, bulan Februari 2025 merupakan bulan terakhir bekerja di Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, setelah mengabdi selama 37 tahun. Beliau resmi menyelesaikan tugasnya di Departemen kami pada tanggal 28 Februari 2025. Pada saat masih aktif bekerja, Ibu Sumaryati adalah tenaga kependidikan dengan jabatan sebagai laboran, yang bertanggungjawab pada kegiatan di laboratorium, di antaranya menyiapkan bahan-bahan untuk praktikum mahasiswa dan juga membantu para peneliti dari berbagai tingkat, mulai mahasiswa S1, S2, S3 dan para dosen, baik dari FK-KMK, fakultas lain di lingkungan UGM, maupun dari institusi lain. Menjelang masa purna karya, Bu Sumaryati mengikuti berbagai macam pelatihan untuk mempersiapkan diri melakukan berbagai aktivitas setelah purna karya.

Pada tanggal 23 Maret 2025, kami membuat janji silaturahmi ke rumah Bu Sumaryati di wilayah Sleman. Bu Sumaryati bercerita tentang segala aktivitas yang di kerjakan sehari-hari. Setiap pagi, yang biasanya Bu Sumaryati bersiap pergi ke kantor dan berangkat dengan motornya, saat ini, beliau berolahraga jalan pagi mengelilingi perumahan dan sekitarnya, sambil menyapa para tetangga.

Meskipun telah purna tugas, Bu Sumaryati tidak hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Menurut beliau, dengan tetap beraktivitas membuat tubuh dan pikiran menjadi sehat. Seperti pada saat masih aktif di kantor, Bu Sumaryati adalah tipe orang yang aktif. Segala tugas diselesaikan dengan sigap. Selain tugas di kantor, setiap hari Jumat pagi, beliau selalu menyempatkan diri berolah raga bersama staf yang lain. Hingga masa purna tugas, Bu Sumaryati masih terlihat sehat dan bugar (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Bercocok tanam merupakan kegiatan, yang tidak lain juga merupakan hobi beliau. Berbagai tanaman nampak subur di depan rumah Bu Sumaryati, mulai dari tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sehari-hari. Bu Sumaryati bersama suaminya yang juga telah purna tugas, memiliki kolam ikan yang tidak jauh dari rumahnya. Kolam tersebut diisi dengan ikan konsumsi, khususnya ikan nila. Hasil panen dari kolam tersebut, selain dimanfaatkan sebagai sumber protein keluarga (SDG 2 : Tanpa Kelaparan), juga merupakan kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan), serta menyediakan sumber protein yang terjangkau bagi para pelanggannya (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Bu Sumaryati mengolah hasil panennya menjadi ikan berbumbu yang dibekukan dan siap untuk digoreng, dibakar atau diolah dengan cara lain. Bu Sumaryati menjual hasil ikan olahannya kepada teman-teman terdekat, tetangga, dan perlahan-lahan mulai memasarkan kepada pelanggan.

(Ikan beku berbumbu karya Bu Yati)

Aktivitas Bu Sumaryati pasca purna tugas memperlihatkan bahwa meskipun tidak lagi terikat pada suatu institusi atau badan yang memberikan pekerjaan, perekonomian keluarga akan tetap terjaga (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan). Selain itu, usaha Bu Sumaryati juga memberikan manfaat bagi keluarga serta banyak orang karena dapat menyediakan sumber protein dengan harga terjangkau (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Dengan tetap rajin beraktvitas, baik dalam bentuk olah raga ringan dan aktivitas lain Bu Sumaryati berharap akan tetap sehat di usia yang sudah tidak muda lagi (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti acara pelepasan purna tugas Ibu Sumaryati, staf Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, pada tanggal 26 Februari 2025. Sejak bergabung pada tahun 1987, beliau telah menjadi bagian penting dalam laboratorium Histologi, khususnya dalam teknik pemotongan jaringan dengan mikrotom dan berbagai metode pewarnaan jaringan, termasuk imunohistokimia. Selama lebih dari tiga dekade, beliau dikenal sebagai sosok yang teliti, sabar, dan selalu siap membantu rekan-rekan dalam berbagai tugas laboratorium.

Acara perpisahan ini dihadiri oleh seluruh staf departemen yang berkumpul untuk memberikan penghormatan dan mengenang perjalanan panjang beliau di institusi ini. Suasana semakin hangat dengan pemutaran video kenangan dari para dosen dan tenaga kependidikan, yang menampilkan momen-momen berharga serta ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras beliau. Beberapa kejutan kecil juga diberikan dalam bentuk hadiah dan apresiasi untuk mengenang kebersamaan yang telah terjalin.

Banyak rekan kerja yang memberikan kesan dan testimoni mengenai beliau. Mas Wahyu, salah satu tenaga kependidikan, menyebut bahwa Ibu Sumaryati adalah perempuan tangguh yang hampir tidak pernah izin tidak masuk karena sakit. Pak Muryadi juga sangat mengagumi kedisiplinan beliau yang selalu datang lebih pagi dari batas waktu kehadiran tenaga kependidikan. Sementara itu, Pak Teguh menuturkan bahwa Ibu Sumaryati adalah tempat bertanya bila ada permasalahan dan selalu memiliki ide solusi untuk mengatasinya. Selain itu, beliau juga aktif memberi tahu peneliti, mahasiswa, atau peserta kursus saat praktikum. Kadang terkesan galak dalam menetapkan peraturan, namun di saat yang sama, beliau juga sabar dalam memberikan penjelasan agar langkah-langkah kerja laboratorium dan aturan yang ada selalu ditaati demi menjaga keselamatan kerja, menjaga aset alat laboratorium dan memastikan kinerja laboratorium yang baik. 

Selain kiprahnya di laboratorium, Ibu Sumaryati juga dikenal sebagai pribadi yang aktif dan inspiratif. Beliau di masa mudanya adalah seorang atlet karate sabuk coklat yang penuh disiplin dan semangat. Di akhir masa tugasnya beliau masih selalu menjadi panutan bagi para junior dan rekan kerja untuk berolahraga bersama setiap hari Jumat. Di luar pekerjaan, beliau gemar menjenguk teman dan keluarga yang sedang sakit, menunjukkan kepedulian dan kebaikan hati yang membuatnya begitu dicintai oleh banyak orang. Sebagai ibu dari tiga putra yang kini telah dewasa dan mandiri, beliau juga menjadi sosok panutan dalam keseharian.

Perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru dalam kehidupan beliau. Kami semua berharap agar masa pensiun ini dipenuhi dengan kebahagiaan, kesehatan, dan kesempatan untuk menikmati waktu bersama keluarga serta melakukan hal-hal yang dicintai. Terima kasih, Ibu Sumaryati, atas semua yang telah diberikan. Selamat menikmati masa purna tugas dengan penuh rasa syukur! 💐

 

Dewajani Purnomosari, atau yang akrab dipanggil Neni, adalah staf pengajar dan peneliti di Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Selain melakukan penelitian tentang kanker, dia juga mendukung komunitas untuk mendukung pasien kanker dan keluarga mereka dengan berpartisipasi di kegiatan Run Against Cancer 2025. 

Run Against Cancer lebih dari sekadar acara—ini adalah gerakan yang menyentuh kehidupan, menginspirasi harapan, dan menyatukan komunitas. Sejak didirikan pada tahun 2018, inisiatif ini telah mewujudkan kekuatan kasih sayang dengan menggabungkan cinta universal untuk berlari dengan misi yang tulus: untuk mendukung pasien kanker dan keluarga mereka. 

Tahun ini, Run Against Cancer yang diselenggarakan tanggal 7-9 Februari 2025 bekerja sama dengan YKAKI (Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia) dan CISC (Pusat Informasi dan Dukungan Kanker). Pada acara ini, Neni berlari 10km, dan diselesaikan dalam waktu 1 jam 26 menit. 

Donasi dan dana dari para pelari akan digunakan untuk rumah penampungan guna menyediakan tempat tinggal, pendidikan, dan bantuan transportasi untuk anak-anak penderita kanker guna menutupi biaya perjalanan ke dan dari fasilitas perawatan. 

Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Sejahtera) yang menargetkan akses layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas bagi semua orang. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan) dengan memberikan bantuan kepada pasien kanker dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi agar mendapatkan akses yang setara terhadap pengobatan dan perawatan yang mereka butuhkan. Run Against Cancer menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memberikan harapan bagi para penyintas kanker serta keluarganya.

 

Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Pajak sering kali dianggap rumit, tetapi Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM berupaya mengubah perspektif tersebut dengan mengadakan pelatihan internal berjudul ‘Pelatihan Pengisian Laporan Pajak’ bagi staf kependidikan dan dosen di Departemen Histologi dan Biologi Sel. Pelatihan internal ini dipandu oleh Bu Ani Muntoifah, SE., staf Departemen Histologi dan Biologi Sel yang berpengalaman di bidang administrasi keuangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pelaporan pajak serta mendukung tata kelola keuangan yang transparan, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat.

Antusiasme peserta terlihat sejak awal sesi, dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi seputar teknis pengisian laporan pajak. Materi yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga disertai praktik langsung agar peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh secara efektif. “Kalau bukti potongnya lebih dari satu, saya tidak tahu cara menginputnya. Setelah pelatihan ini, saya jadi paham bagaimana pelaporannya,” ujar Aziz, salah satu peserta. Pelatihan ini memberikan wawasan baru serta meningkatkan kepercayaan diri peserta dalam mengelola kewajiban perpajakan mereka.

Melalui kegiatan ini, FK-KMK UGM menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya kepatuhan pajak di lingkungan akademik. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pajak, institusi ini turut berkontribusi dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Upaya ini tidak hanya mendukung efisiensi internal, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi UGM dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan prinsip SDGs.

Sebuah perjalanan panjang penuh dedikasi, Pak Paryana telah mengabdi selama hampir 40 tahun di FK-KMK UGM. Beliau memulai tugasnya sejak tahun 1981 sebagai penjaga malam gedung Anatomi-Histologi, jauh sebelum ada satpam di fakultas. 

Saat itu, kampus masih minim penerangan, tanpa pagar, dan rawan pencurian. Di malam hari, ternyata banyak orang datang ke kampus dengan berbagai alasan, seperti mencari burung, dan sering kali berujung pada hilangnya barang-barang seperti lampu taman. Dengan hanya berbekal senter dan ketapel, beliau berkeliling menjaga keamanan, memastikan lingkungan tetap aman bagi civitas akademika.

Salah satu kisah yang masih beliau ingat adalah saat harus menghadang seorang pencuri dengan ketapelnya. Keberanian dan ketegasannya membuat pencuri tersebut berhenti dan akhirnya dapat diamankan.

Bertugas di malam hari bukanlah hal mudah. Pada masa awal beliau bekerja, tidak ada pos penjaga, sehingga beliau kadang merebahkan diri di dekat ruang kuliah dengan serangan nyamuk yang tak terhindarkan. 

Bahkan untuk mendapatkan air minum pun sulit. Bersama rekan-rekannya, mereka harus merebus air menggunakan api hasil pembakaran ranting kering yang dikumpulkan dari pohon di jalan Farmako. Tidak ada kompor. Untungnya, beberapa dosen yang bekerja hingga malam kadang berbagi makanan dengan para penjaga malam tersebut. 

Para penjaga malam ini masuk jam 19.00 dan pulang pada pagi hari jam 7, saat para pegawai yang bekerja di siang hari telah mulai datang. Dengan demikian jam kerja mereka lebih lama dari karyawan lain.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Pak Paryana tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Beliau hampir tidak pernah memiliki hari libur, bahkan saat hari raya masih datang menjaga kampus. Walaupun tidak selalu mendapat uang lembur, pak Paryana dan teman teman penjaga malam tetap setia bekerja tanpa mengeluh.

Tugas para penjaga malam tidak hanya menjaga gedung dari pencuri. Keamanan di kampus kala itu juga penuh risiko, mulai dari pencurian ikan di kolam taman, hingga kejadian-kejadian berbahaya seperti perkelahian yang berujung pada kekerasan. 

Salah satu atasan yang berkesan bagi pak Paryana adalah bu Lis, kepala kantor Fakultas Kedokteran di tahun 80-an. Bu Lis kadang datang di malam hari menengok para penjaga malam, bertanya dan memberikan arahan. Bagi pak Paryana, hal yang dilakukan bu Lis bersifat mendidik bawahan dan meningkatkan semangat kerja. 

Pada tahun 2002, beliau mulai bertugas di siang hari sebagai petugas kebersihan Departemen Histologi dan Biologi Sel, hingga akhirnya purna tugas pada tahun 2020 setelah 39 tahun 9 bulan mengabdi. 

Sebagai petugas kebersihan, hasil kerja beliau sangat bisa diacungi jempol. Pagi-pagi sebelum dosen dan tenaga kependidikan yang lain datang, beliau sudah hadir untuk membersihkan ruang dan koridor dilanjutkan dengan membersihkan toilet. Di siang hari pun beliau masih bekerja membersihkan kaca-kaca dan teralis. Hasilnya adalah ruangan yang selalu terjaga kebersihannya.

Kini, beliau menikmati masa pensiun dengan bertani dan tinggal di daerah sekitar Jalan Wates bersama keluarga. Namun, jejak pengabdiannya tetap berlanjut, karena salah satu anak beliau kini bertugas sebagai satpam di UGM.

Pak Paryana mengabdikan diri hampir 40 tahun dalam pekerjaan yang penuh tantangan, mencerminkan pentingnya pekerjaan layak dan kondisi kerja yang aman serta adil. Kisah beliau juga menyoroti perjuangan tenaga kependidikan dalam mendapatkan kesejahteraan. 

Pengabdian Pak Paryana dalam menjaga keamanan kampus selama hampir 40 tahun sejalan dengan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat, yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan inklusif. Keberanian dan dedikasi beliau dalam menjaga keamanan di FK-KMK UGM mencerminkan bagaimana individu berperan dalam membangun sistem kelembagaan yang kuat. Selain itu, komitmen beliau dalam menjalankan tugas meskipun dengan keterbatasan fasilitas juga menggambarkan pentingnya keadilan dan penghargaan terhadap pekerja di sektor informal. Kisah ini menjadi refleksi atas pentingnya perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja guna menciptakan institusi yang lebih baik dan berkelanjutan.

Mungkin sebagian besar mahasiswa yang tidak mengenalnya, tetapi kontribusi Pak Paryana menjaga keamanan dan kebersihan kampus telah menjadi bagian dari sejarah panjang UGM, khususnya di FK-KMK. 

Penjaga malam di kampus sunyi,
Senter di tangan, semangat tak padam.
Pak Paryana teladan kami,
Pengabdian tulus, tak pernah suram.

Empat dekade penuh setia,
Menjaga kampus dengan bahagia.
Tekun bekerja, penuh harmonia! 
Jadi panutan generasi terkini 

Terima kasih atas pengabdianmu, Pak Paryana!

Pak Paryana di bulan Februari 2025 di rumah beliau yang sederhana

 

Kursus Immunohistokimia 2025

Pada tanggal 3-4 Februari 2025, Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM baru saja sukses menyelenggarakan Kursus Imunohistokimia yang diikuti oleh 24 peserta dari berbagai instansi di Indonesia! Dalam kursus ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi dari para pengajar, tetapi juga langsung berlatih melakukan pewarnaan dengan antibodi anti-CD20 pada irisan blok parafin.

Imunohistokimia (IHK) memainkan peran penting dalam diagnostik pasien maupun penelitian biomedis, termasuk studi pada hewan coba. Teknik ini memungkinkan visualisasi spesifik protein dalam jaringan, membantu deteksi penyakit seperti kanker, serta memahami mekanisme biologis yang lebih dalam. Namun, agar hasil IHK dapat diandalkan, kontrol mutu yang ketat, optimasi pewarnaan, serta pemilihan metode analisis yang tepat (kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif) adalah kunci utama! 

Instruktur kursus adalah dr. Rina Susilowati, Ph.D., Dian Eurike Septyaningtrias, S.Ked., M.Sc., Ph.D. dan drg. Yustina Andwi Ari Sumiwi, M.Kes., dibantu teknisi Dewi Sulistyawati dan Annisa Ramadhani.

Kursus ini menjadi ajang berbagi ilmu, pengalaman, dan tentunya semangat dalam meningkatkan standar penelitian dan layanan diagnostik di Indonesia. 

Kursus ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Dengan meningkatkan keterampilan para peserta dalam teknik imunohistokimia, diharapkan hasil diagnostik dan penelitian biomedis di Indonesia semakin berkualitas, berkontribusi pada peningkatan layanan kesehatan serta pemahaman penyakit yang lebih mendalam. Selain itu, melalui pelatihan ini, FKKMK UGM turut mendukung penguatan kapasitas SDM dalam bidang ilmu kedokteran dan biomedis, yang selaras dengan upaya menciptakan akses pendidikan berkualitas bagi tenaga kesehatan dan peneliti.

Terima kasih kepada seluruh peserta yang bersemangat tinggi, pengajar yang sabar dan teknisi yang berdedikasi! Sampai jumpa di kegiatan berikutnya!

 


 

 

 

 

 

Departemen Histologi dan Biologi Sel di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada memainkan peran penting dalam pendidikan dan penelitian medis. Departemen ini adalah tempat bagi para mahasiswa untuk menyelami dunia sel dan jaringan yang rumit, serta memperoleh pemahaman mendasar tentang blok-blok penyusun tubuh manusia.

Perjalanan Melalui Mikrokosmos:

Histologi, studi tentang jaringan, dan biologi sel, studi tentang sel, adalah disiplin ilmu yang saling terkait yang menyediakan jembatan penting antara ilmu-ilmu dasar dan kedokteran klinis. Departemen ini menawarkan lingkungan belajar yang dinamis, membekali para mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjelajahi dunia mikroskopis. Dari mikroskop tradisional hingga teknik molekuler mutakhir, para mahasiswa memperoleh pengalaman langsung dalam memvisualisasikan dan menganalisis sel dan jaringan.

Lebih dari Sekadar Mikroskop:

Keahlian departemen ini melampaui ruang kelas. Anggota fakultas terlibat aktif dalam penelitian, mendorong batasan pengetahuan di bidang-bidang seperti biologi kanker, biologi perkembangan, dan pengobatan regeneratif. Penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada kemajuan ilmiah tetapi juga memperkaya pengalaman belajar bagi mahasiswa, memperkenalkan mereka pada penemuan-penemuan terbaru dan teknologi mutakhir.

Menjembatani Kesenjangan Antara Sains dan Kedokteran:

Departemen Histologi dan Biologi Sel berfungsi sebagai penghubung penting antara sains dasar dan praktik klinis. Dengan memahami cara kerja sel dan jaringan yang rumit, mahasiswa kedokteran memperoleh apresiasi yang lebih dalam terhadap kompleksitas kesehatan dan penyakit manusia. Pengetahuan ini membentuk landasan bagi pelatihan klinis mereka di masa mendatang, memungkinkan mereka untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme biologis yang mendasarinya.

Pusat Inovasi:

Departemen ini terus berkembang, merangkul teknologi dan metodologi pengajaran baru untuk meningkatkan pengalaman belajar. Dari simulasi interaktif hingga mikroskopi virtual, mahasiswa dibenamkan dalam lingkungan belajar dinamis yang menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

 

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM bukan hanya sekadar tempat untuk mempelajari sel dan jaringan; departemen ini juga merupakan pusat inovasi, tempat pelatihan bagi calon tenaga medis, dan pusat penelitian mutakhir. Departemen ini menjadi tempat dunia mikroskopis menjadi hidup, mengungkap rahasia kehidupan, dan membuka jalan bagi kemajuan dalam bidang kesehatan manusia.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM berperan dalam mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan memfokuskan penelitian pada pengembangan pengobatan yang lebih baik melalui pemahaman yang mendalam tentang sel dan jaringan tubuh. Selain itu, departemen ini juga berkontribusi pada SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan menyediakan pengalaman belajar inovatif yang melibatkan teknologi mutakhir. Lebih jauh lagi, departemen ini mendukung SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi kesehatan. Kolaborasi lintas disiplin di departemen ini juga mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan, menciptakan solusi inovatif dalam bidang kesehatan.

Tangkapan layar publikasi bu yaya departemen histologi dan biologi sel di plosone

Alhamdulillah, di awal tahun 2025, Departemen Histologi dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) berhasil mempublikasikan hasil studi terbaru yang berjudul “Seroconversion and dynamics of IgG anti-SARS-CoV-2 antibodies during the pandemic: A two-month observation cohort study on the population of Sleman in Indonesia” yang dimuat di PloS One. Penelitian ini dipimpin oleh Jajah Fachiroh, bersama kolega dari “Sleman Health and Demographic Surveillance System”, bertujuan untuk mempelajari dinamika antibodi IgG terhadap SARS-CoV-2, khususnya dalam hal serokonversi (pembentukan antibodi) dan perubahan kadar antibodi ini selama dua bulan pengamatan.

Apa yang Diteliti?

Penelitian ini melibatkan 385 orang dewasa sehat yang berasal dari populasi umum Sleman, yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti tidak memiliki gejala mirip flu dan hasil negatif COVID-19 pada awal studi. Para peserta diperiksa pada dua waktu berbeda untuk melihat kadar antibodi IgG mereka, yang diukur menggunakan metode khusus (CMIA). Selain itu, data juga dikumpulkan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi pembentukan antibodi, seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, status vaksinasi, dan kebiasaan pencegahan seperti memakai masker.

Hasil yang Menarik

Pada awal penelitian, sekitar 80% peserta sudah memiliki antibodi SARS-CoV-2, dengan sebagian besar dari mereka adalah individu yang telah divaksinasi COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi merupakan faktor terkuat yang memengaruhi pembentukan antibodi. Sebagian besar peserta yang belum memiliki antibodi pada awal studi menunjukkan serokonversi (pembentukan antibodi) dalam dua bulan, terutama bagi yang telah divaksin. Meski demikian, terdapat penurunan kadar antibodi seiring waktu, bahkan pada mereka yang sebelumnya sudah memiliki antibodi.

Apa Artinya untuk Kita?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 memiliki peran penting dalam membentuk imunitas masyarakat dan memperkuat konsep “imunitas hibrida”, di mana infeksi alami dan vaksinasi bekerja bersama untuk melindungi individu. Namun, temuan ini juga menekankan bahwa kekebalan tidak bertahan selamanya, dan penurunan kadar antibodi menunjukkan perlunya vaksinasi ulang secara berkala untuk memastikan perlindungan terhadap COVID-19 di masa depan.

 

Penelitian ini sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera (indikator 3.3) dalam upaya mengurangi angka kematian akibat penyakit menular melalui vaksinasi yang efektif. Selain itu, studi ini berkontribusi pada SDG 4: Pendidikan Berkualitas (indikator 4.7) melalui peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan kekebalan tubuh. Temuan ini juga mendukung SDG 10: Mengurangi Ketimpangan (indikator 10.3) dengan memberikan informasi yang dapat diakses untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai lapisan, khususnya yang berada di daerah dengan keterbatasan akses terhadap vaksin dan layanan kesehatan.

Artikel lengkap dapat dibaca pada tautan berikut:

Atau lihat tayangan ulasan video pada kanal Youtube Departemen Histologi dan Biologi Sel berikut :

https://youtu.be/S8P6HIw1CUE?si=577RDTb7FjIIB1CH

 

Foto bersama setelah rapat kerja awal tahun 2 Januari 2024

Departemen Histologi dan Biologi Sel memulai tahun 2025 dengan mengadakan rapat kerja awal tahun tanggal 2 Januari 2025. Pertemuan yang berlangsung di kampus ini dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik), mencerminkan semangat kolaborasi dan komitmen untuk menghadapi tantangan baru.

Perubahan Struktur Organisasi

Dalam rapat tersebut, diumumkan struktur organisasi baru yang diperkuat dengan kehadiran staf baru di jajaran Departemen. Mereka adalah:

  • Nur Aziz, Ph.D., yang bergabung sebagai dosen baru.
  • Annisa Ramadhani dan Retno Winarti, dua teknisi laboratorium baru.

Pada tahun 2025 ini struktur organisasi departemen dibagi menjadi kelompok bidang keahlian meliputi Histologi dan Biologi Penuaan yang diketuai oleh Dr. Rina Susilowati, Biologi Molekuler yang diketuai oleh  Dr. Dewajani Purnomosari; bidang Imunologi dan Biologi Tumor yang diketuai oleh Dr. Dewi Kartikawati Paramita.

Capaian Tahun 2024

Tugas utama Departemen Histologi dan Biologi Sel adalah menyelenggarakan pendidikan Histologi, Biologi Sel dan Imunologi pada berbagai program studi di FKKMK khususnya dan beberapa fakultas lain di UGM. Selain itu pada tahun 2024, Departemen Histologi dan Biologi Sel mencatat berbagai pencapaian di antaranya:

1. Publikasi dan Pembimbingan:
  • Total 21 publikasi di jurnal internasional.
  • 11 presentasi pada pertemuan ilmiah nasional dan internasional
  • pembimbing utama untuk 1 disertasi S3, 2 tesis S2, dan 1 skripsi mahasiswa yang telah lulus di tahun 2024
2. Kursus dan Pelatihan:
  • Terdapat 10 kegiatan kursus yang sukses diselenggarakan Departemen meliputi kursus di bidang Histologi, Biologi Molekuler, Imunologi, Neurobiologi dan Biologi Tumor.
  • Dewajani Purnomosari aktif dalam banyak pelatihan biosafety-biosecurity dan
  • Beberapa staf juga terlibat sebagai pengajar pelatihan “Good Clinical Laboratory Practice”
3. Tri Dharma di kampus lain dan Pengabdian Masyarakat:
  • Mendukung Fakultas Kedokteran Universitas Borneo Tarakan.
  • Melaksanakan 6 kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  • Mencatat 18 berita yang relevan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
4. Pelatihan Staf:
  • Endy Widya Putranto mengikuti pelatihan di Graduate Institute of Pathology, National Taiwan University Hospital, dan Department of Medical Genetics, National Taiwan University Child Hospital.
  • Dian Eurike menyelesaikan pelatihan GCLP.
  • Nur Aziz menyelesaikan program prajabatan CPNS.
  • Semua tendik mendapatkan pelatihan minimal 20 JPL
5. Inovasi dan Prestasi:
  • Mendapatkan 2 sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
  • Dewi Sulistyowati mengikuti pemilihan tendik Inspirasi UGM
6. Penataan Fasilitas:
  • Penataan ruang dosen, ruang teknisi laboratorium, ruang tamu, dan kandang hewan coba. Ada 20 perbaikan gedung yang sebagian didukung oleh FKKMK UGM.

Agenda Kebersamaan

Selain pencapaian di bidang akademik dan penelitian, Departemen juga melaksanakan:

  • Kerja Bakti:
    • Dilakukan pada bulan Januari dan Agustus 2024. Seluruh staf bekerja sama membersihkan semua ruangan yang ada di departemen.
  • Rekreasi yang dikaitkan dengan pelatihan internal staf
    • Dilakukan pada bulan Juli 2024
  • Pertemuan Keluarga Besar Departemen Histologi dan Biologi Sel
    • Diadakan pada 18 Mei 2024 sebagai ajang mempererat hubungan kekeluargaan.

Target Tahun 2025

Melalui rapat kerja ini, Departemen menetapkan berbagai target untuk tahun 2025, dengan harapan mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Filosofi yang menjadi pedoman adalah:

  • Tantangan adalah peluang.

  • Kesulitan membuat kita lebih kuat.

  • Bersyukur membuat kita bahagia.

Semangat baru ini diharapkan dapat mendorong seluruh anggota Departemen Histologi dan Biologi Sel untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi terbaik bagi institusi, ilmu pengetahuan, dan masyarakat.

Foto bersama setelah rapat kerja awal tahun 2 Januari 2024

(Foto bersama setelah rapat kerja awal tahun 2 Januari 2025)

 

# SDG 3: Good Health and Well-Being (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan)
# SDG 4: Quality Education (Pendidikan Berkualitas)
# SDG 17: Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)