Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM bekerja sama dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Swaloka sukses menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan KSU Swaloka dan masyarakat Sarirejo, Maguwoharjo, Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan 30 tahun berdirinya KSU Swaloka.

Pemeriksaan kesehatan diikuti oleh 187 peserta, dengan dukungan penuh dari 21 staf dan mahasiswa Magister Ilmu Biomedis yang terlibat sebagai pemeriksa kesehatan dengan bantuan dari staf KSU Swaloka yang bertugas menjadi pengarah peserta pemeriksaan kesehatan.
Sebagai bagian dari persiapan, seluruh calon peserta diminta untuk menonton video panduan singkat melalui tautan https://bit.ly/PemeriksaanKesehatanKSUSwaloka. Video ini berisi penjelasan tentang alur pemeriksaan dan persiapan yang diperlukan, sehingga pada hari pelaksanaan peserta dapat mengikuti seluruh prosedur dengan lancar dan tertib.

Pada hari pelaksanaan, peserta menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan dasar, antara lain:

  • Registrasi dan verifikasi data
  • Pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.
  • Pemeriksaan gula darah sewaktu, asam urat, kolesterol dan hemoglobin
  • Konsultasi dokter dan edukasi kesehatan bersama tenaga medis

Antusiasme peserta sangat tinggi terlihat dari tingkat kehadiran yang mencapai lebih dari 90%. Pemeriksaan ini tidak hanya bertujuan untuk deteksi dini kondisi kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai sarana edukasi pentingnya menjaga kesehatan secara rutin. Beberapa peserta ditemukan mengalami obesitas yang merupakan faktor risiko hipertensi dan kadar gula darah tinggi. Mereka kemudian diberikan edukasi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan terdekat dan membangun gaya hidup sehat.

Ketua KSU Swaloka, Bp. Yoseph Cahyono menyampaikan bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kerja sama erat seluruh pihak, serta kesiapan peserta berkat diseminasi video panduan sebelum hari H. “Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat dan berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan secara berkala untuk meningkatkan kesehatan komunitas,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa yang turut bertugas dari Program Studi Magister Ilmu Biomedik, dr. Destiatpin Sofyaningrum, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan karena memberikan kesempatan untuk berbaur dengan masyarakat Yogyakarta serta mempererat keakraban antar mahasiswa dan dosen di Departemen Histologi dan Biologi Sel.

Departemen Histologi dan Biologi Sel berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengabdian masyarakat melalui berbagai program promotif dan preventif di bidang kesehatan.

Sebagai bentuk implementasi komitmen terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini mendukung tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan memperluas akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas kepada masyarakat. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung tujuan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi strategis antara institusi pendidikan dan komunitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Profesor Jianjun Liu saat ini adalah Pejabat Direktur Eksekutif dan Distinguished Institute Fellow di Genome Institute of Singapore (GIS) dan Profesor di Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore. Beliau banyak menerbitkan publikasi terkait kerentanan genetika pada berbagai penyakit (H-indeks 95, 2022), terutama di populasi Asia, termasuk Karsinoma Nasofaring (KNF).

Karsinoma nasofaring merupakan keganasan multifaktorial dengan distribusi unik. Pada populasi endemik, seperti di China Selatan, inuit di Eskimo, Maroko, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, keganasan ini terkait dengan infeksi Virus Epstein-Barr (EBV). EBV merupakan anggota Herpesvirus yang umum menginfeksi; tapi bisa menjadi salah satu faktor terjadinya berbagai macam kanker. Seperti halnya keganasan lain, KNF familial (lebih dari 1 kejadian kanker dalam keluarga, dan umumnya terjadi di usia muda) diasumsikan karena adanya kerentanan genetika yang diwariskan, dan mendorong terjadinya kanker dalam keluarga. Pada KNF gen manusia terkait dengan kerentanan sampai saat ini belum teridentifikasi, selain pada gen penyandi Human Leucocyte Antigen (HLA) yang hanya merepresentasikan sekitar 10% risiko. Disisi lain, berdasar identifikasi oleh Prof Liu dkk, variasi genetika pada EBV diasumsikan berperan lebih dibanding HLA,berdasarkan kemudahan infeksi EBV melalui saliva. Temuan tersebut sudah dibuktikan pada beberapa populasi di area endemik, tapi belum pernah di Indonesia.

Prof Liu berkunjung ke FK-KMK UGM pada hari Rabu 23 April 2025, untuk berdiskusi bersama tim EBV-KNF, dari Departemen Histologi dan Biologi Sel (Jajah Fachiroh, Ph.D. dan Dewi K Paramita Ph.D.) serta dari Departemen THT-KL, RS Prof Sardjito (Dr. dr. Camelia Herdini, Sp.T.H.T.K.L(K), M.Kes., FICS.) dan dari Departemen THT-KL, RSA UGM (dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc.) terkait kerjasama riset genomika EBV. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut komunikasi teknis daring yang berjalan intensif selama tiga bulan terakhir. Pada pertemuan tersebut, Prof Liu juga mengunjungi infrastruktur penunjang riset seperti Biobank dan Lab Riset Terpadu FK-KMK UGM.  Di akhir kunjungannya, Prof Liu mewakili tim di Genome Institute of Singapore (GIS) menyatakan akan berupaya memberikan bantuan teknis untuk pengembangan riset genomika kanker di FK-KMK UGM, khususnya terkait dengan EBV dan KNF.

Kerjasama riset ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan fokus pada peningkatan kapasitas riset untuk pencegahan, deteksi dini, dan pengelolaan kanker di negara berkembang. Selain itu, kolaborasi ini mendukung tujuan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kemitraan internasional untuk memperkuat riset ilmiah, teknologi, dan inovasi dalam bidang kesehatan, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam pengendalian karsinoma nasofaring di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM telah sukses menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional pada Kamis, 17 April 2025, dengan menghadirkan narasumber terkemuka, Prof. Zixu Mao, M.D., Ph.D., Professor of Pharmacology and Neurology dari Emory University School of Medicine, Atlanta, Amerika Serikat.

Bertempat di Auditorium Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana, staf pengajar, dan peneliti dari berbagai institusi. Acara dibuka oleh sambutan Ketua Departemen, dilanjutkan dengan perkenalan narasumber, dan penyampaian kuliah selama 50 menit.

Prof. Mao dikenal luas atas penelitiannya tentang mekanisme stres neuronal dalam penyakit neurodegeneratif. Ia menyoroti peran penting protein MEF2D dalam menjaga fungsi mitokondria serta implikasinya dalam patogenesis penyakit Parkinson. Selain itu, risetnya mengeksplorasi hubungan antara stres pada retikulum endoplasma dan jalur autophagy yang dimediasi chaperone (CMA), termasuk peran kunci p38 MAPK sebagai pengatur respon stres sel. Penemuan-penemuan ini telah membuka jalan bagi strategi terapi inovatif berbasis organel.

Dalam sesi bertajuk “An Organelle-Centric View of Neuronal Stress Response and Therapeutics in Neurodegenerative Diseases”, Prof. Mao memaparkan pendekatan terbaru dalam memahami respons stres sel saraf melalui perspektif organel — khususnya mitokondria, retikulum endoplasma, dan lisosom — serta implikasi terapeutiknya pada penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

Sesi tanya-jawab berlangsung aktif dan penuh antusiasme, menunjukkan minat besar peserta terhadap topik yang dibahas. Diskusi dilanjutkan secara lebih mendalam dalam sesi informal setelah kuliah, membuka peluang kolaborasi riset di bidang neurobiologi seluler dan terapi molekuler.

🎯 Tujuan dan Dampak Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk:

  • Memberikan akses sivitas akademika terhadap perkembangan riset internasional mutakhir di bidang neurobiologi dan terapi seluler. 
  • Mendorong kolaborasi akademik antara FK-KMK UGM dan institusi luar negeri. 
  • Mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDG) terutama: 
    • #SDG3 – Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan 
    • #SDG4 – Pendidikan Berkualitas 
    • #SDG17 – Kemitraan untuk Mencapai Tujuan 

Kegiatan ini juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan dosen untuk lebih aktif dalam riset interdisipliner, khususnya di bidang biologi sel saraf dan neurofarmakologi.

 

Ba-Duan-Jin, sebagai salah satu bentuk latihan Qigong tradisional, telah terbukti secara ilmiah memiliki manfaat signifikan dalam meningkatkan sistem imun seluler. Teguh Sugiharto, staf Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, menjadikan Ba-Duan-Jin sebagai rutinitas mingguannya. “Saya belajar dan memulai praktik Ba-Duan-Jin semenjak masa COVID-19, dan tentunya setelah mempraktikkannya, yang dulu pernah mengalami pinggang sakit-sakitan, sekarang berkurang.”, tegas Pak Teguh. Gerakan-gerakan dasar dalam Ba-Duan-Jin relatif sederhana, sehingga mudah dipelajari dan dapat diikuti oleh semua kelompok usia.

Ba-Duan-Jin ini menggabungkan gerakan lembut dan pernapasan terkontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Qigong (latihan Qi atau terapi Qi) mampu memodulasi jumlah sel imun dalam darah tepi manusia (Lee et.al., 2003). Praktik ini diduga dapat menstabilkan sistem saraf simpatik, sehingga memicu rekrutmen dan proliferasi sel-sel imun (Lee et.al., 2003). Ba-Duan-Jin, sebagai latihan tradisional Tiongkok, terbukti efektif mengurangi gejala kelelahan (Liu et al., 2023).

Ba-Duan-Jin memiliki relevansi kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mendukung pencapaian SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan. Latihan ini tidak hanya terjangkau dan dapat dilakukan di mana saja, tetapi juga mendukung gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit. Dengan meningkatkan imunitas dan mengurangi ketergantungan pada layanan kesehatan kuratif, Ba-Duan-Jin berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih sehat dan produktif, selaras dengan prinsip SDGs untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua usia.

Referensi :

Lee, M. S., Huh, H. J., Jeong, S. M., Jang, H.-S., Ryu, H., Park, J.-H., … Woo, W.-H. (2003). Effects of Qigong on Immune Cells. The American Journal of Chinese Medicine31(02), 327–335. doi:10.1142/S0192415X03001016

Liu, H., Liu, S., Xiong, L., & Luo, B. (2023). Efficacy of Baduanjin for treatment of fatigue: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Medicine, 102(32), e34707.doi:10.1097/MD.0000000000034707

(Foto Bersama Bu Yati, suami dan cucu di depan rumah Bu Yati)

Siklus kepegawaian, mulai dari masuk hingga purna karya adalah suatu perjalanan yang pasti dilalui oleh setiap pegawai. Bagi Bu Semaryati, bulan Februari 2025 merupakan bulan terakhir bekerja di Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, setelah mengabdi selama 37 tahun. Beliau resmi menyelesaikan tugasnya di Departemen kami pada tanggal 28 Februari 2025. Pada saat masih aktif bekerja, Ibu Sumaryati adalah tenaga kependidikan dengan jabatan sebagai laboran, yang bertanggungjawab pada kegiatan di laboratorium, di antaranya menyiapkan bahan-bahan untuk praktikum mahasiswa dan juga membantu para peneliti dari berbagai tingkat, mulai mahasiswa S1, S2, S3 dan para dosen, baik dari FK-KMK, fakultas lain di lingkungan UGM, maupun dari institusi lain. Menjelang masa purna karya, Bu Sumaryati mengikuti berbagai macam pelatihan untuk mempersiapkan diri melakukan berbagai aktivitas setelah purna karya.

Pada tanggal 23 Maret 2025, kami membuat janji silaturahmi ke rumah Bu Sumaryati di wilayah Sleman. Bu Sumaryati bercerita tentang segala aktivitas yang di kerjakan sehari-hari. Setiap pagi, yang biasanya Bu Sumaryati bersiap pergi ke kantor dan berangkat dengan motornya, saat ini, beliau berolahraga jalan pagi mengelilingi perumahan dan sekitarnya, sambil menyapa para tetangga.

Meskipun telah purna tugas, Bu Sumaryati tidak hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri. Menurut beliau, dengan tetap beraktivitas membuat tubuh dan pikiran menjadi sehat. Seperti pada saat masih aktif di kantor, Bu Sumaryati adalah tipe orang yang aktif. Segala tugas diselesaikan dengan sigap. Selain tugas di kantor, setiap hari Jumat pagi, beliau selalu menyempatkan diri berolah raga bersama staf yang lain. Hingga masa purna tugas, Bu Sumaryati masih terlihat sehat dan bugar (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Bercocok tanam merupakan kegiatan, yang tidak lain juga merupakan hobi beliau. Berbagai tanaman nampak subur di depan rumah Bu Sumaryati, mulai dari tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sehari-hari. Bu Sumaryati bersama suaminya yang juga telah purna tugas, memiliki kolam ikan yang tidak jauh dari rumahnya. Kolam tersebut diisi dengan ikan konsumsi, khususnya ikan nila. Hasil panen dari kolam tersebut, selain dimanfaatkan sebagai sumber protein keluarga (SDG 2 : Tanpa Kelaparan), juga merupakan kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan), serta menyediakan sumber protein yang terjangkau bagi para pelanggannya (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Bu Sumaryati mengolah hasil panennya menjadi ikan berbumbu yang dibekukan dan siap untuk digoreng, dibakar atau diolah dengan cara lain. Bu Sumaryati menjual hasil ikan olahannya kepada teman-teman terdekat, tetangga, dan perlahan-lahan mulai memasarkan kepada pelanggan.

(Ikan beku berbumbu karya Bu Yati)

Aktivitas Bu Sumaryati pasca purna tugas memperlihatkan bahwa meskipun tidak lagi terikat pada suatu institusi atau badan yang memberikan pekerjaan, perekonomian keluarga akan tetap terjaga (SDG 1 : Tanpa Kemiskinan). Selain itu, usaha Bu Sumaryati juga memberikan manfaat bagi keluarga serta banyak orang karena dapat menyediakan sumber protein dengan harga terjangkau (SDG 2 : Tanpa Kelaparan). Dengan tetap rajin beraktvitas, baik dalam bentuk olah raga ringan dan aktivitas lain Bu Sumaryati berharap akan tetap sehat di usia yang sudah tidak muda lagi (SDG 3 : Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Yogyakarta, 21 Maret 2025 — Nuansa kebersamaan dan kekeluargaan menyelimuti Atrium Gedung Radopoetro FK-KMK UGM dalam acara Buka Puasa Bersama yang digelar pada Jumat, 21 Maret 2025. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi antara staf dan mahasiswa lintas departemen, sekaligus sebagai momen refleksi spiritual di bulan Ramadhan.

Dengan mengangkat tema “Ramadan sebagai Sarana Menguatkan Ketahanan Keluarga,” acara ini menghadirkan narasumber Ustadz Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt., seorang pakar keluarga dan pembicara nasional yang dikenal luas dalam forum-forum penguatan keluarga Islami. Dalam tausiah singkat menjelang waktu berbuka, beliau menyampaikan pentingnya menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperkuat relasi dalam keluarga, membangun komunikasi yang sehat, dan menanamkan nilai kebersamaan di tengah tantangan kehidupan masa kini.

Acara ini diikuti oleh berbagai elemen sivitas akademika FK-KMK UGM, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. Departemen Histologi dan Biologi Sel turut ambil bagian dengan mengirimkan perwakilan dari tenaga kependidikan (tendik) serta mahasiswa S2 peminatan Histologi.

Menjelang waktu berbuka, panitia menyediakan takjil berupa kolak dan kurma untuk membatalkan puasa. Setelah menyantap takjil ringan, para peserta bersama-sama melaksanakan salat maghrib berjamaah. Suasana khusyuk dan penuh rasa syukur menyertai momen ini. Usai shalat, peserta kembali berkumpul dan bersama-sama mengantri untuk menikmati santapan makan besar yang telah disiapkan oleh panitia.

Suasana hangat dan akrab pun terasa selama acara berlangsung, menunjukkan bahwa nilai-nilai kekeluargaan tidak hanya terjalin dalam lingkungan keluarga inti, tetapi juga dapat tumbuh baik di lingkungan akademik. Melalui kegiatan ini, FK-KMK UGM terus mendorong terciptanya lingkungan kampus yang inklusif dan saling mendukung, dengan memanfaatkan momentum Ramadan sebagai ruang mempererat solidaritas dan spiritualitas bersama.

Kegiatan Buka Puasa Bersama ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Dengan menciptakan ruang interaksi yang sehat dan inklusif antar anggota sivitas akademika, kegiatan ini mendorong terciptanya kesejahteraan mental dan spiritual, memperkuat nilai-nilai toleransi, serta membentuk budaya kampus yang harmonis dan berdaya. Nilai-nilai ini penting dalam membangun institusi pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara sosial dan emosional.

Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti acara pelepasan purna tugas Ibu Sumaryati, staf Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, pada tanggal 26 Februari 2025. Sejak bergabung pada tahun 1987, beliau telah menjadi bagian penting dalam laboratorium Histologi, khususnya dalam teknik pemotongan jaringan dengan mikrotom dan berbagai metode pewarnaan jaringan, termasuk imunohistokimia. Selama lebih dari tiga dekade, beliau dikenal sebagai sosok yang teliti, sabar, dan selalu siap membantu rekan-rekan dalam berbagai tugas laboratorium.

Acara perpisahan ini dihadiri oleh seluruh staf departemen yang berkumpul untuk memberikan penghormatan dan mengenang perjalanan panjang beliau di institusi ini. Suasana semakin hangat dengan pemutaran video kenangan dari para dosen dan tenaga kependidikan, yang menampilkan momen-momen berharga serta ucapan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras beliau. Beberapa kejutan kecil juga diberikan dalam bentuk hadiah dan apresiasi untuk mengenang kebersamaan yang telah terjalin.

Banyak rekan kerja yang memberikan kesan dan testimoni mengenai beliau. Mas Wahyu, salah satu tenaga kependidikan, menyebut bahwa Ibu Sumaryati adalah perempuan tangguh yang hampir tidak pernah izin tidak masuk karena sakit. Pak Muryadi juga sangat mengagumi kedisiplinan beliau yang selalu datang lebih pagi dari batas waktu kehadiran tenaga kependidikan. Sementara itu, Pak Teguh menuturkan bahwa Ibu Sumaryati adalah tempat bertanya bila ada permasalahan dan selalu memiliki ide solusi untuk mengatasinya. Selain itu, beliau juga aktif memberi tahu peneliti, mahasiswa, atau peserta kursus saat praktikum. Kadang terkesan galak dalam menetapkan peraturan, namun di saat yang sama, beliau juga sabar dalam memberikan penjelasan agar langkah-langkah kerja laboratorium dan aturan yang ada selalu ditaati demi menjaga keselamatan kerja, menjaga aset alat laboratorium dan memastikan kinerja laboratorium yang baik. 

Selain kiprahnya di laboratorium, Ibu Sumaryati juga dikenal sebagai pribadi yang aktif dan inspiratif. Beliau di masa mudanya adalah seorang atlet karate sabuk coklat yang penuh disiplin dan semangat. Di akhir masa tugasnya beliau masih selalu menjadi panutan bagi para junior dan rekan kerja untuk berolahraga bersama setiap hari Jumat. Di luar pekerjaan, beliau gemar menjenguk teman dan keluarga yang sedang sakit, menunjukkan kepedulian dan kebaikan hati yang membuatnya begitu dicintai oleh banyak orang. Sebagai ibu dari tiga putra yang kini telah dewasa dan mandiri, beliau juga menjadi sosok panutan dalam keseharian.

Perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru dalam kehidupan beliau. Kami semua berharap agar masa pensiun ini dipenuhi dengan kebahagiaan, kesehatan, dan kesempatan untuk menikmati waktu bersama keluarga serta melakukan hal-hal yang dicintai. Terima kasih, Ibu Sumaryati, atas semua yang telah diberikan. Selamat menikmati masa purna tugas dengan penuh rasa syukur! 💐

 

Dewajani Purnomosari, atau yang akrab dipanggil Neni, adalah staf pengajar dan peneliti di Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Selain melakukan penelitian tentang kanker, dia juga mendukung komunitas untuk mendukung pasien kanker dan keluarga mereka dengan berpartisipasi di kegiatan Run Against Cancer 2025. 

Run Against Cancer lebih dari sekadar acara—ini adalah gerakan yang menyentuh kehidupan, menginspirasi harapan, dan menyatukan komunitas. Sejak didirikan pada tahun 2018, inisiatif ini telah mewujudkan kekuatan kasih sayang dengan menggabungkan cinta universal untuk berlari dengan misi yang tulus: untuk mendukung pasien kanker dan keluarga mereka. 

Tahun ini, Run Against Cancer yang diselenggarakan tanggal 7-9 Februari 2025 bekerja sama dengan YKAKI (Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia) dan CISC (Pusat Informasi dan Dukungan Kanker). Pada acara ini, Neni berlari 10km, dan diselesaikan dalam waktu 1 jam 26 menit. 

Donasi dan dana dari para pelari akan digunakan untuk rumah penampungan guna menyediakan tempat tinggal, pendidikan, dan bantuan transportasi untuk anak-anak penderita kanker guna menutupi biaya perjalanan ke dan dari fasilitas perawatan. 

Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Sejahtera) yang menargetkan akses layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas bagi semua orang. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan) dengan memberikan bantuan kepada pasien kanker dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi agar mendapatkan akses yang setara terhadap pengobatan dan perawatan yang mereka butuhkan. Run Against Cancer menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memberikan harapan bagi para penyintas kanker serta keluarganya.

 

Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Pajak sering kali dianggap rumit, tetapi Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM berupaya mengubah perspektif tersebut dengan mengadakan pelatihan internal berjudul ‘Pelatihan Pengisian Laporan Pajak’ bagi staf kependidikan dan dosen di Departemen Histologi dan Biologi Sel. Pelatihan internal ini dipandu oleh Bu Ani Muntoifah, SE., staf Departemen Histologi dan Biologi Sel yang berpengalaman di bidang administrasi keuangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pelaporan pajak serta mendukung tata kelola keuangan yang transparan, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat.

Antusiasme peserta terlihat sejak awal sesi, dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi seputar teknis pengisian laporan pajak. Materi yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga disertai praktik langsung agar peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh secara efektif. “Kalau bukti potongnya lebih dari satu, saya tidak tahu cara menginputnya. Setelah pelatihan ini, saya jadi paham bagaimana pelaporannya,” ujar Aziz, salah satu peserta. Pelatihan ini memberikan wawasan baru serta meningkatkan kepercayaan diri peserta dalam mengelola kewajiban perpajakan mereka.

Melalui kegiatan ini, FK-KMK UGM menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya kepatuhan pajak di lingkungan akademik. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pajak, institusi ini turut berkontribusi dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Upaya ini tidak hanya mendukung efisiensi internal, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi UGM dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan prinsip SDGs.

Sebuah perjalanan panjang penuh dedikasi, Pak Paryana telah mengabdi selama hampir 40 tahun di FK-KMK UGM. Beliau memulai tugasnya sejak tahun 1981 sebagai penjaga malam gedung Anatomi-Histologi, jauh sebelum ada satpam di fakultas. 

Saat itu, kampus masih minim penerangan, tanpa pagar, dan rawan pencurian. Di malam hari, ternyata banyak orang datang ke kampus dengan berbagai alasan, seperti mencari burung, dan sering kali berujung pada hilangnya barang-barang seperti lampu taman. Dengan hanya berbekal senter dan ketapel, beliau berkeliling menjaga keamanan, memastikan lingkungan tetap aman bagi civitas akademika.

Salah satu kisah yang masih beliau ingat adalah saat harus menghadang seorang pencuri dengan ketapelnya. Keberanian dan ketegasannya membuat pencuri tersebut berhenti dan akhirnya dapat diamankan.

Bertugas di malam hari bukanlah hal mudah. Pada masa awal beliau bekerja, tidak ada pos penjaga, sehingga beliau kadang merebahkan diri di dekat ruang kuliah dengan serangan nyamuk yang tak terhindarkan. 

Bahkan untuk mendapatkan air minum pun sulit. Bersama rekan-rekannya, mereka harus merebus air menggunakan api hasil pembakaran ranting kering yang dikumpulkan dari pohon di jalan Farmako. Tidak ada kompor. Untungnya, beberapa dosen yang bekerja hingga malam kadang berbagi makanan dengan para penjaga malam tersebut. 

Para penjaga malam ini masuk jam 19.00 dan pulang pada pagi hari jam 7, saat para pegawai yang bekerja di siang hari telah mulai datang. Dengan demikian jam kerja mereka lebih lama dari karyawan lain.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Pak Paryana tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Beliau hampir tidak pernah memiliki hari libur, bahkan saat hari raya masih datang menjaga kampus. Walaupun tidak selalu mendapat uang lembur, pak Paryana dan teman teman penjaga malam tetap setia bekerja tanpa mengeluh.

Tugas para penjaga malam tidak hanya menjaga gedung dari pencuri. Keamanan di kampus kala itu juga penuh risiko, mulai dari pencurian ikan di kolam taman, hingga kejadian-kejadian berbahaya seperti perkelahian yang berujung pada kekerasan. 

Salah satu atasan yang berkesan bagi pak Paryana adalah bu Lis, kepala kantor Fakultas Kedokteran di tahun 80-an. Bu Lis kadang datang di malam hari menengok para penjaga malam, bertanya dan memberikan arahan. Bagi pak Paryana, hal yang dilakukan bu Lis bersifat mendidik bawahan dan meningkatkan semangat kerja. 

Pada tahun 2002, beliau mulai bertugas di siang hari sebagai petugas kebersihan Departemen Histologi dan Biologi Sel, hingga akhirnya purna tugas pada tahun 2020 setelah 39 tahun 9 bulan mengabdi. 

Sebagai petugas kebersihan, hasil kerja beliau sangat bisa diacungi jempol. Pagi-pagi sebelum dosen dan tenaga kependidikan yang lain datang, beliau sudah hadir untuk membersihkan ruang dan koridor dilanjutkan dengan membersihkan toilet. Di siang hari pun beliau masih bekerja membersihkan kaca-kaca dan teralis. Hasilnya adalah ruangan yang selalu terjaga kebersihannya.

Kini, beliau menikmati masa pensiun dengan bertani dan tinggal di daerah sekitar Jalan Wates bersama keluarga. Namun, jejak pengabdiannya tetap berlanjut, karena salah satu anak beliau kini bertugas sebagai satpam di UGM.

Pak Paryana mengabdikan diri hampir 40 tahun dalam pekerjaan yang penuh tantangan, mencerminkan pentingnya pekerjaan layak dan kondisi kerja yang aman serta adil. Kisah beliau juga menyoroti perjuangan tenaga kependidikan dalam mendapatkan kesejahteraan. 

Pengabdian Pak Paryana dalam menjaga keamanan kampus selama hampir 40 tahun sejalan dengan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat, yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan inklusif. Keberanian dan dedikasi beliau dalam menjaga keamanan di FK-KMK UGM mencerminkan bagaimana individu berperan dalam membangun sistem kelembagaan yang kuat. Selain itu, komitmen beliau dalam menjalankan tugas meskipun dengan keterbatasan fasilitas juga menggambarkan pentingnya keadilan dan penghargaan terhadap pekerja di sektor informal. Kisah ini menjadi refleksi atas pentingnya perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja guna menciptakan institusi yang lebih baik dan berkelanjutan.

Mungkin sebagian besar mahasiswa yang tidak mengenalnya, tetapi kontribusi Pak Paryana menjaga keamanan dan kebersihan kampus telah menjadi bagian dari sejarah panjang UGM, khususnya di FK-KMK. 

Penjaga malam di kampus sunyi,
Senter di tangan, semangat tak padam.
Pak Paryana teladan kami,
Pengabdian tulus, tak pernah suram.

Empat dekade penuh setia,
Menjaga kampus dengan bahagia.
Tekun bekerja, penuh harmonia! 
Jadi panutan generasi terkini 

Terima kasih atas pengabdianmu, Pak Paryana!

Pak Paryana di bulan Februari 2025 di rumah beliau yang sederhana