Departemen Histologi dan Biologi Sel kembali menorehkan prestasi akademik melalui publikasi artikel ilmiah berjudul “Stereological analysis of spleen alterations in streptozotocin–nicotinamide-induced diabetic rats”, yang terbit online ahead of print pada 8 Desember 2025 di jurnal internasional bereputasi Biotechnique & Histochemistry (https://doi.org/10.1080/10520295.2025.2587290)

Publikasi ini merupakan hasil kolaborasi penelitian dengan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung, sekaligus menjadi bagian dari disertasi mahasiswa S3 Teresa Lucretia, dengan pembimbing Rina Susilowati dan Dewi Kartikawati Paramita.

Penelitian ini memberikan pemahaman baru mengenai bagaimana progresi diabetes mempengaruhi struktur dan fungsi limpa — organ kunci dalam sistem imun. Dengan pendekatan stereologi berbasis desain dan flowcytometry, tim menilai perubahan histopatologi limpa pada dua fase perkembangan diabetes: minggu ke-5 dan ke-10 setelah induksi streptozotocin–nikotinamida.

Temuan utama penelitian:

  • Pada tahap awal (minggu ke-5), model diabetes menunjukkan respon inflamasi aktif tanpa tanda pengecilan limpa yang bermakna; terjadi peningkatan limfosit dan migrasi limfosit yang mencerminkan aktivasi respon imun adaptif.

  • Pada tahap lanjut (minggu ke-10), terjadi pengecilan limpa signifikan – terutama pada volume pulpa alba – yang proporsional dengan berat badan, menggambarkan dampak sistemik diabetes kronis. Volume yang lebih kecil terutama pada jaringan limfoid pulpa alba mengisyaratkan adanya kelelahan sistem imun adaptif yang tidak lagi responsif terhadap kerusakan jaringan.

Komentar dari Teresa Lucretia (mahasiswa S3):

“Kami sangat bersyukur penelitian ini dapat dipublikasikan. Dengan menelusuri perubahan limpa pada fase awal dan lanjut diabetes, kami berharap hasil ini dapat mendorong perhatian lebih terhadap aspek imunologis dalam manajemen penyakit diabetes. Semoga ke depan dapat dikembangkan strategi pencegahan dan terapi yang lebih holistik, sehingga pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.”

Departemen Histologi dan Biologi Sel mengapresiasi dedikasi seluruh tim peneliti dan berharap kolaborasi riset dengan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung terus berlanjut dalam penguatan ilmu biologi sel dan imunologi.

Kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)

Penelitian ini selaras dengan upaya pencapaian SDG 3 — Good Health and Well-being, khususnya dalam mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penyakit kronis metabolik seperti diabetes. Selain itu, penelitian ini juga berkontribusi pada SDG 17 — Partnerships for the Goals melalui kolaborasi antar lembaga penelitian dan pemanfaatan jejaring kerja sama untuk memperkuat kapasitas riset dan dampak kebermanfaatan hasil penelitian.

#SDG #SDG3 #GoodHealthAndWellbeing #KesehatanYangBaikDanKesejahteraan #SDG17 #PartnershipsForTheGoals #KemitraanUntukMencapaiTujuan

Satrio Adi Wicaksono, seorang staf dosen muda dari Departemen Histologi dan Biologi Sel FKKMK UGM, yang saat ini menempuh studi doktoral di Kobe University, Jepang, berhasil menerbitkan artikel penelitian inovatif di jurnal internasional Communications Biology. Penelitian ini menyoroti peran aktif senesensi endotheliocytus (endothelial cells; EC) sebagai regulator awal penuaan kulit melalui mekanisme neuroimun yang sebelumnya belum dipahami.

Penuaan biasanya disertai dengan disfungsi vaskular progresif, tetapi dampaknya pada penuaan kulit masih kurang dipahami. Penelitian ini menunjukkan bahwa endotheliocytus yang mengalami senesensi berkontribusi pada penuaan kulit intrinsik melalui aktivasi mastocytus (mast cells) yang dipicu oleh peptida neurokalkitonin (CGRP), terlepas dari jalur IgE tradisional. Temuan ini membuka jalan untuk pengembangan strategi terapeutik baru yang menargetkan senesensi vaskular dan interaksi neuroimun untuk memperlambat penuaan kulit.

Meskipun senesensi EC diketahui terlibat dalam berbagai penyakit terkait usia, perannya pada penuaan dermal belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana EC senescent mempengaruhi kulit melalui jalur neuroimun, menggunakan model tikus dengan senesensi EC spesifik.

Peneliti menggunakan model tikus yang endotheliocytus-nya mengalami senesensi secara spesifik. Analisis dilakukan terhadap aktivasi mastocytus, sekresi faktor pro-inflamasi senescence-associated secretory phenotype (SASP), dan produksi CGRP oleh axon yang ada di dermis. Intervensi farmakologis dilakukan untuk menstabilkan mastocytus atau menghambat jalur EC-SASP-CGRP, untuk menilai efeknya terhadap penuaan kulit.

Hasil Utama

  • endotheliocytus yang mengalami senesensi menghasilkan SASP pro-inflamasi, yang mengaktifkan neuron dermal untuk memproduksi CGRP.

  • CGRP kemudian memicu degranulasi mastocytus, menyebabkan fenotipe penuaan kulit seperti penipisan dermis, degradasi kolagen, dan penyembuhan luka yang tertunda.

  • Penghambatan jalur EC-SASP-CGRP atau stabilisasi mastocytus secara farmakologis secara signifikan mengurangi tanda-tanda penuaan kulit.

“Kami menemukan bahwa senesensi vaskular bukan hanya masalah pembuluh darah, tetapi juga memicu penuaan kulit melalui interaksi neuroimun yang kompleks,” ujar Satrio. “Hasil ini membuka kemungkinan pengembangan terapi baru untuk memperlambat penuaan kulit.”

Temuan ini menunjukkan bahwa senesensi vaskular adalah regulator awal penuaan kulit, dan jalur EC-SASP-CGRP bisa menjadi target terapeutik potensial. Penelitian lanjutan akan fokus pada pengembangan intervensi farmakologis dan studi kolaboratif internasional untuk aplikasi klinis.

Artikel lengkap tersedia di: Communications Biology

Departemen Histologi & Biologi Sel FKKMK UGM terus mendorong staf muda untuk terlibat dalam penelitian internasional berkualitas tinggi, mendukung pengembangan ilmu dan kolaborasi global. Publikasi ilmiah seperti penelitian ini juga berkontribusi langsung pada implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui inovasi kesehatan, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan kapasitas akademik, serta SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) lewat pemajuan riset biomedis.

Dalam rangka meningkatkan kesehatan pegawai sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), tenaga kependidikan (tendik) Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM merutinkan kegiatan bersepeda pada setiap Jumat Krida pukul 07.00 – 09.00. Aktivitas ini menjadi wujud komitmen departemen untuk mempromosikan gaya hidup aktif serta mendorong terciptanya lingkungan kampus yang sehat dan berkelanjutan.

Bersepeda merupakan aktivitas yang efektif dalam menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi risiko penyakit tidak menular. Melalui kegiatan Jumat Krida, tendik Departemen Histologi dan Biologi Sel diajak untuk sejenak mengambil jeda dari rutinitas pekerjaan guna melakukan aktivitas fisik yang teratur.

Selain meningkatkan kesehatan pegawai, bersepeda juga mendukung upaya menciptakan lingkungan kampus yang lebih bersih dan rendah emisi. Pemilihan sepeda dibandingkan kendaraan bermotor, menunjukkan tendik berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan kebisingan di area UGM. Penggunaan sepeda secara rutin juga akan membantu menurunkan jejak karbon individu. Aktivitas ini juga memperkuat relasi sosial, karena menjadi ruang bagi pegawai untuk saling berinteraksi, mempererat kebersamaan, sekaligus membangun budaya kerja yang lebih harmonis, termasuk melalui kegiatan bersepeda bersama tendik Departemen Anatomi. Rute bersepeda yang melintasi kawasan kampus dan sekitarnya menjadi ruang bagi pegawai untuk beraktivitas dalam suasana yang menyenangkan dan produktif.

Sebagai institusi pendidikan yang mengedepankan nilai keberlanjutan, UGM terus mendorong unit-unit di dalamnya untuk mengimplementasikan SDGs secara nyata. Program rutin bersepeda oleh tendik Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK merupakan contoh konkret bagaimana aktivitas sederhana dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan, lingkungan, dan kualitas hidup. Kegiatan ini sejalan dengan SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan pegawai lewat aktivitas fisik rutin; mendukung SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dengan berkontribusi pada terciptanya lingkungan kampus yang bersih, aman, dan nyaman; serta turut merealisasikan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui upaya nyata pengurangan emisi karbon dengan memilih moda transportasi ramah lingkungan.

Dengan keberlanjutan kegiatan ini, diharapkan semakin banyak sivitas akademika UGM yang terinspirasi untuk menjadikan aktivitas fisik dan gaya hidup ramah lingkungan sebagai bagian dari keseharian. Upaya kecil yang dilakukan secara konsisten akan membawa manfaat besar bagi individu, institusi, dan bumi yang kita tinggali.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM menyelenggarakan kegiatan rekreasi pada Rabu, 26 November 2025 dengan rangkaian kunjungan ke Nawang Jagad, Museum Ulen Sentalu, Museum Gunung Merapi, dan Jejamuran sebagai sarana untuk memperkuat hubungan dan kebersamaan antarstaf. Kegiatan rekreasi ini tidak hanya sebagai momen penyegaran dari rutinitas pekerjaan, tetapi juga ruang interaksi yang bermakna untuk saling mengenal dan memperat hubungan dengan seluruh staf.

Kunjungan ke Nawang Jagad memberikan suasana alam yang kondusif untuk membangun kedekatan antarstaf melalui aktivitas bersama. Interaksi yang terbangun antara dosen dan tenaga kependidikan dalam suasana rekreatif diharapkan dapat memperkuat terciptanya hubungan kerja yang lebih harmonis di lingkungan departemen. Di Museum Ulen Sentalu, kami mengikuti Tur Adiluhung Mataram untuk memperoleh pengalaman budaya melalui penelusuran jejak sejarah, seni, dan tradisi Mataram. Kami menjadi lebih mengenal koleksi lukisan, syair, foto, dan batik yang menceritakan sejarah serta budaya Mataram. Sementara itu, Museum Gunung Merapi juga menjadi salah satu destinasi kunjungan dalam rangkaian perjalanan sebagai sarana memperluas pengetahuan tentang daerah dan lingkungan sekitar.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Jejamuran, diawali dengan acara makan bersama yang hangat bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan berkeliling melihat secara langsung proses budidaya jamur, mulai dari persiapan media tanam hingga panen. Selanjutnya, diadakan kelas memasak yang memanfaatkan jamur sebagai bahan utama, memberikan kesempatan bagi kami untuk mempelajari cara mengolah jamur menjadi beragam hidangan yang lezat dan bergizi. Lomba memasak juga diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan, di mana staf dibagi menjadi tiga kelompok untuk menyiapkan menu yang sama secara kreatif dan kolaboratif. Aktivitas ini tidak hanya menghadirkan suasana yang seru dan menyenangkan, tetapi juga menjadi ruang interaksi yang positif, sekaligus memperkuat kerja sama, komunikasi, dan kebersamaan antarstaf.

Seluruh rangkaian rekreasi ini tidak hanya menjadi wadah penyegaran dan penguatan kebersamaan internal, tetapi bersifat edukatif serta sebagai bentuk implementasi nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan sumber daya manusia, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pembelajaran budaya dan sejarah sebagai bentuk pelestarian pengetahuan, serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui praktik edukatif mengenai budidaya dan pemanfaatan bahan pangan lokal secara berkelanjutan.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dan kolaborasi di lingkungan Departemen Histologi dan Biologi Sel serta mendukung terciptanya lingkungan kerja yang harmonis, produktif, dan berkelanjutan.

Kegiatan Workshop setengah hari bertopik Essentials in Oncology sebagai bagian dari Pertemuan Ilmiah POI telah diselenggarakan pada 7 November 2025 di Ruang Teater Perpustakaan FK-KMK UGM, berlangsung selama 3 jam. Kegiatan ini berfokus pada penguatan pemahaman biologi tumor dan perannya pada perkembangan terapi kanker.  Workshop ini dihadiri oleh 46 peserta, yang mayoritas merupakan praktisi klinis, baik dokter umum maupun dokter spesialis.

Sesi pertama disampaikan oleh Dra. Dewajani Purnomosari, M.Si., Ph.D., yang mengulas “Genomic Landscapes of Carcinogenesis” dan menjelaskan  sifat kanker yang dirangkum dalam konsep 12 Hallmark of cancer yang menjadi dasar pengembangan terapi kanker. Sesi kedua oleh Dewi Kartikawati Paramita, S.Si., M.Si., Ph.D. membahas “Tumor Microenvironment and Immune Escape”, menyoroti mekanisme interaksi tumor dengan lingkungan sekitarnya serta strategi menghindari sistem imun. Materi terakhir oleh Jajah Fachiroh, S.P., M.Si., Ph.D. mengenai “Development of Personalized Medicine for Cancer” menekankan pentingnya profil molekuler dalam menentukan terapi yang paling tepat bagi setiap pasien.

Secara umum, peserta menyampaikan bahwa materi biomedis yang disajikan sangat relevan dengan tantangan klinis yang mereka hadapi sehari-hari di rumah sakit. Berbagai permasalahan klinis—mulai dari variasi respons terapi, resistensi obat, hingga perbedaan karakter biologis antar pasien—dapat dijelaskan melalui pemahaman biologi tumor dan mekanisme molekuler yang lebih mendalam. Kegiatan ini menegaskan bahwa kolaborasi antara ilmu biomedis dan praktik klinis merupakan kunci untuk meningkatkan ketepatan diagnosis, efektivitas terapi, dan kualitas pelayanan kanker secara keseluruhan.

Kegiatan workshop ini juga memiliki keterkaitan kuat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Hal ini sejalan dengan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penyediaan pembelajaran profesional berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan mutakhir untuk tenaga kesehatan, sehingga meningkatkan kapasitas dan kompetensi klinis dalam penanganan kanker. Selain itu, kegiatan ini turut mendukung SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi akademisi dan praktisi klinis dalam jejaring ilmiah POI, guna mendorong integrasi riset biomedis dan aplikasi klinis. Sinergi lintas disiplin ini diharapkan memperkuat inovasi dan implementasi terapi kanker yang lebih tepat sasaran, demi peningkatan kualitas layanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Tim peneliti dari Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali menerbitkan artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi Journal of Neuroimmune Pharmacology berjudul: “TNF-α Inhibition Modulates CX3CR1, Pyroptosis-related Genes, and BDNF to Alleviate Anxiety-like Behavior in Type 2 Diabetic Rats.” Publikasi tersebut dapat diakses melalui tautan berikut: https://rdcu.be/eKAjl

Penelitian ini mengkaji peran penghambatan TNF-α, salah satu sitokin proinflamasi utama, dalam mengatasi peradangan saraf dan gangguan perilaku akibat diabetes. Diabetes tidak hanya mengganggu metabolisme dan sistem vaskular, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan neurologis akibat peradangan kronis pada sistem saraf pusat. Salah satu dampak diabetes yang sering terabaikan adalah munculnya kecemasan, yang berkaitan dengan aktivasi sel glia serta ketidakseimbangan faktor neurotropik, seperti Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), di hippocampus. Studi ini menelusuri bagaimana penghambatan TNF-α dengan etanercept dapat memengaruhi ekspresi reseptor fractalkine (CX3CR1), gen-gen terkait pyroptosis, serta BDNF pada model tikus diabetes tipe 2 dengan induksi streptozotocin dan nicotinamide.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghambatan TNF-α dengan etanercept terbukti menurunkan ekspresi CX3CR1 serta juga gen-gen terkait pyroptosis, seperti Nlrp3, Il-1β, dan Il-18. Secara bersamaan, terjadi peningkatan signifikan ekspresi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) di hippocampus, yang mengindikasikan pemulihan aktivitas neurotropik dan fungsi neuron. Tikus diabetes yang mendapat perlakuan etanercept juga menunjukkan penurunan gejala kecemasan dibandingkan kelompok kontrol. Sementara ekspresi CX3CL1 (ligand fractalkine) tetap stabil, mengindikasikan bahwa efek modulasi utama terjadi melalui reseptor CX3CR1.

Dian Eurike Septyaningtrias, penulis pertama penelitian ini, menyampaikan bahwa hasil ini membuka arah baru dalam penelitian neuroinflamasi terkait diabetes:
“Selama ini kita telah mengenal TNF-α sebagai sitokin inflamasi. Di otak, sitokin ini juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan komunikasi antara neuron dan sel glia. Ketika TNF-α berlebih, terjadi pengaktifan mikroglia yang dapat memicu gangguan suasana hati seperti kecemasan. Dengan menekan aktivitas TNF-α, kami melihat pemulihan ekspresi BDNF dan perbaikan perilaku hewan uji.”

Sementara itu, Dr. Rina Susilowati, penulis korespondensi penelitian ini menambahkan:
“Temuan ini tidak hanya relevan bagi pengembangan terapi baru untuk komplikasi saraf akibat diabetes, tetapi juga memperkuat hubungan antara sistem imun dan fungsi otak. Kami berharap penelitian ini menjadi dasar bagi pendekatan translasi menuju terapi yang lebih komprehensif bagi penderita diabetes.”

Studi ini menegaskan TNF-α merupakan target potensial untuk menekan peradangan saraf dan gangguan perilaku pada diabetes, dan berkontribusi terhadap pengembangan terapi imunomodulator yang lebih aman bagi pasien diabetes. Penelitian ini mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (“Sustainable Development Goals”/SDGs), khususnya SDG 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera (“Good Health and Well-being”) dan SDG 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (“Partnerships for the Goals”), melalui kolaborasi peneliti UGM dan UNS dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien diabetes.

Rabu, 22 Oktober 2025 – Audit Mutu Internal (AMI) merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu akademik dan laboratorium berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada kesempatan ini, kegiatan AMI dilakukan dengan fokus pada Departemen Histologi dan Biologi Sel, salah satu unit penting yang berperan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang ilmu biomedik. Kegiatan ini juga dikaitkan dengan implementasi prinsip biosafety di lingkungan laboratorium, yang merupakan aspek vital dalam mendukung keamanan dan keberlanjutan penelitian biomedis.

Tujuan kegiatan Audit Mutu Internal ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem mutu di Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM, terutama dalam aspek tata kelola laboratorium, keselamatan kerja, dan penerapan prinsip biosafety. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan serta memastikan bahwa seluruh kegiatan akademik dan penelitian di departemen tersebut berjalan sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Kegiatan Audit Mutu Internal dilaksanakan oleh tim auditor internal fakultas yang terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan yang telah mendapatkan pelatihan audit mutu. Proses audit mencakup pemeriksaan dokumen, wawancara dengan dosen dan teknisi laboratorium, serta observasi langsung terhadap fasilitas laboratorium dan ruang kerja. Departemen Histologi dan Biologi Sel menunjukkan komitmen tinggi terhadap implementasi sistem mutu dengan adanya dokumentasi yang lengkap, pemeliharaan alat yang rutin, dan penerapan prosedur operasional standar (SOP) yang baik. Auditor juga memberikan beberapa rekomendasi terkait peningkatan efektivitas monitoring kegiatan penelitian serta penguatan sistem pelaporan insiden keselamatan laboratorium.

Departemen Histologi dan Biologi Sel memiliki peran penting dalam menjaga keamanan biologis (biosafety) di lingkungan laboratorium. Implementasi biosafety dilakukan melalui penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai  dan penerapan SOP terkait penanganan bahan biologis. Selain itu, dilakukan pula pelatihan rutin mengenai biosafety bagi mahasiswa, peneliti, dan staf laboratorium guna meningkatkan kesadaran terhadap risiko biologis. Laboratorium juga dilengkapi dengan sistem ventilasi yang baik, area kerja bersih, serta prosedur pengelolaan limbah biologis yang sesuai dengan regulasi lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa Departemen Histologi dan Biologi Sel telah menerapkan budaya keselamatan yang kuat sebagai bagian integral dari kegiatan akademik dan penelitian.

Secara keseluruhan, hasil Audit Mutu Internal di Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu telah diterapkan dengan baik dan konsisten. Penerapan biosafety di laboratorium telah memenuhi standar keamanan kerja, meskipun masih terdapat ruang untuk peningkatan, terutama dalam hal penambahan tanda biohazard pada area limbah laboratorium dan pada alat laboratorium yang berpotensi membahayakan bagi penggunanya dalam hal ini teknisi atau peneliti.

Kegiatan Audit Mutu Internal dan penerapan biosafety di Departemen Histologi dan Biologi Sel memiliki relevansi yang erat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya, kegiatan ini mendukung SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) melalui penerapan sistem keamanan dan keselamatan kerja di lingkungan laboratorium yang mencegah risiko kesehatan. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi pada SDG 4 Pendidikan Berkualitas (Quality Education) dengan memastikan bahwa kegiatan pembelajaran dan penelitian berjalan sesuai standar mutu pendidikan yang tinggi. Penerapan prinsip biosafety yang baik juga mendukung SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production) melalui pengelolaan limbah laboratorium yang bertanggung jawab.

Pada Jumat, 3 Oktober 2025, sekitar pukul 07.00 pagi, sebanyak delapan dosen dan tiga tenaga kependidikan (tendik) Departemen Histologi dan Biologi Sel, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang sedang mengikuti Pertemuan Ilmiah Nasional Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia 2025 melaksanakan ziarah ke makam Prof. dr. R. Soewasono Adisewojo di Astana Bibis Luhur, Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta.

Kompleks makam Astana Bibis Luhur merupakan makam keluarga trah Mangkunegaran. Suasananya asri dan rindang dengan banyak pepohonan, serta terasa hening di pagi hari. Makam-makam di kompleks ini dijaga dengan penuh rasa hormat oleh juru kunci, namun tidak tersedia daftar nama orang yang dimakamkan di sana dan juru kunci pun tidak hafal seluruh nama. Rombongan sempat berjalan menyusuri deretan makam untuk mencari pusara Prof. Soewasono hingga akhirnya menemukan makam beliau yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk kompleks. Makam Prof. Soewasono berada dalam satu deret tiga pusara berwarna putih: di sisi kiri beliau sendiri, di tengah makam sang istri (wafat 2013), dan di sisi kanan makam putranya (wafat 2015). Tulisan nama pada makam Prof. Soewasono telah memudar sehingga tidak mudah terbaca.

Pusara Prof. Soewasono di Astana Bibis Luhur

Prof. dr. R. Soewasono Adisewojo lahir pada 3 Mei 1925 dan wafat pada 7 April 1989. Beliau merupakan mahasiswa angkatan pertama FK UGM. Meskipun sebelumnya menempuh pendidikan menengah atas di jurusan bahasa, beliau berhasil menyelesaikan pendidikan kedokteran dengan prestasi membanggakan. Latar belakang jurusan bahasa membuat beliau memiliki kemampuan bahasa Arab dan bahasa Latin yang membantu memahami terminologi kedokteran dengan lebih mudah. Prof. Soewasono kemudian memperdalam bidang anatomi melalui penelitian di bidang neurosains di Amerika Serikat selama sekitar satu tahun, dan meraih jabatan Guru Besar pada usia yang relatif muda, yaitu sebelum 40 tahun.

Prof. Marsetyawan, salah satu murid beliau yang juga kemudian menjadi Guru Besar Histologi, mengenang, “Prof. Soewasono dikenal memiliki keahlian mendalam dalam anatomi makroskopis, terutama osteologi. Beliau juga sangat dihormati sebagai pakar zoologi.

Dedikasi dan pencapaiannya menjadikan Prof. Soewasono sosok penting dalam sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia, khususnya di UGM. Sebagai Guru Besar Anatomi FK UGM, beliau merintis pembentukan Bagian Histologi yang terpisah dari Anatomi dan menjadi Kepala Bagian Histologi pertama. Prof. Soewasono berperan besar dalam mengembangkan bidang histologi, termasuk menghadirkan pakar-pakar dari luar negeri.

Kepiawaian Prof. Soewasono dalam menyampaikan kuliah membuatnya sangat dihormati dan selalu ditunggu oleh mahasiswa. Hal ini ditegaskan oleh Drg. Yustina Andwi Ari Sumiwi, M.Kes., dosen senior Departemen Histologi dan Biologi Sel:
Cara beliau menyampaikan kuliah luar biasa. Mahasiswa selalu menanti perkuliahan Prof. Soewasono karena jelas, sistematis, dan penuh wibawa.” Bu Andwi menambahkan, dalam setiap kuliah Prof. Soewasono selalu menyelipkan kisah-kisah lucu secara teratur. “Tidak terlalu banyak, namun kira-kira setiap 20 menit selalu ada sedikit selingan yang membuat mahasiswa tertawa. Selingan itu membuat suasana santai dan kuliah terasa sangat menyenangkan,” kenangnya.

Kenangan serupa juga disampaikan oleh dr. Rina Susilowati, yang mulai kuliah di FK UGM pada tahun 1985. Ia bercerita, “Prof. Soewasono merupakan pengajar tunggal mata kuliah Biologi Sel di program S1 Kedokteran. Beliau mengajar menggunakan overhead projector (OHP). Materi ditulis di plastik transparan dengan gambar-gambar buatan tangan beliau sendiri. Saya masih ingat jelas gambar struktur sel yang beliau lukis, terutama saat kuliah tentang cytoskeleton—entah mengapa masih saya ingat hingga sekarang.

Prof. Soewasono aktif mengajar pada program S1, S2, dan S3 hingga tahun 1985. Menurut kesaksian Dr. Sri Herwiyanti, dosen purnakarya Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM yang dulu merupakan salah satu mahasiswa bimbingan S2 beliau, “Prof. Soewasono tetap menerima mahasiswa bimbingan meski dalam kondisi sakit. Walaupun dirawat di rumah sakit, beliau tetap bersedia membimbing mahasiswa. Itu menunjukkan betapa besar dedikasi beliau terhadap pendidikan dan mahasiswanya,” ujarnya.

Di luar kampus, Prof. Soewasono dikenal sebagai pribadi yang baik, jujur, dan memperlakukan semua orang tanpa membeda-bedakan status sosial. Pada awal karirnya, beliau tetap membuka praktek sebagai dokter umum untuk membantu masyarakat, bahkan sering tidak menerima bayaran bila pasien berasal dari keluarga civitas akademika UGM. Karier kepemimpinannya pun gemilang: beliau menjabat sebagai Dekan FK UGM periode 1970–1975 dan berperan besar dalam pengelolaan serta pengembangan fakultas.

Prof. Soewasono berdiskusi dengan Prof. Mizuguchi dari Kobe Jepang yang berkunjung ke UGM awal tahun 1980 an.

Warisan keilmuan, kepemimpinan, dan pengabdian Prof. dr. R. Soewasono Adisewojo akan senantiasa menjadi teladan bagi civitas akademika FK-KMK UGM.

Kegiatan ziarah ke makam Prof. dr. R. Soewasono Adisewojo juga sejalan dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh). Melalui ziarah ini, sivitas akademika Departemen Histologi dan Biologi Sel tidak hanya mengenang jasa pendidik dan pemimpin teladan, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai integritas, keteladanan, dan penghargaan terhadap sejarah pendidikan kedokteran Indonesia. Kegiatan ini menjadi refleksi atas pentingnya kesinambungan ilmu, etika, dan semangat pengabdian lintas generasi untuk memperkuat budaya akademik yang berkeadaban dan berkelanjutan.

Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM berpartisipasi aktif dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) 2025 yang diselenggarakan oleh PAAI Cabang Jawa Tengah pada 2–3 Oktober 2025 di Hotel Harris, Solo.

Sebanyak 8 dosen, 3 tenaga kependidikan (tendik), 3 mahasiswa, dan 1 alumni turut hadir dan mempresentasikan hasil karya ilmiah dalam bentuk 5 poster dan 10 presentasi oral.

Presentasi Poster dan Oral oleh Dosen dan Tendik

Pada presentasi poster, kontribusi dalam optimasi teknik laboratorium juga dipaparkan oleh dua teknisi yang baru setahun ini bergabung di departemen Histologi dan Biologi Sel. Dari presentasi poster, Retno Winarti meneliti pengaruh durasi penyimpanan sampel buffy coat darah tikus terhadap kuantitas dan integritas RNA, yang penting untuk menjamin kualitas penelitian molekuler. Annisa Ramadhani memperkenalkan metode pembuatan blok parafin colon dengan orientasi irisan longitudinal untuk keperluan estimasi stereologi plexus myentericus, yang berpotensi meningkatkan akurasi analisis morfometrik jaringan saraf pencernaan.

Dosen Jajah Fachiroh menyampaikan kajian mengenai kemungkinan terjadinya penuaan thymus dan lien pada tikus Sprague Dawley yang diinduksi trimethyltin (TMT), memberikan perspektif baru terkait dampak toksikologi lingkungan terhadap organ limfoid.

Sementara itu, pada presentasi oral, Nur Aziz membahas profil varian genetik metiltransferase dan demetilase histon pada leukemia limfoblastik akut anak. Sebagai dosen junior, ia mengaku kesempatan ini memberinya pengalaman berharga untuk melatih kepercayaan diri sekaligus membangun jejaring dengan peneliti dari berbagai institusi.

“Saya merasa terhormat bisa berbagi hasil penelitian di forum nasional sebesar ini. Masukan dari para senior sangat membantu saya memperkaya perspektif riset ke depan,” ungkapnya.

Kajian imunopatologi kanker turut diperkaya dengan paparan Dewajani Purnomosari mengenai ekspresi Tumor Associated Macrophage (TAM) pada subtipe molekuler kanker payudara, serta penelitian Dewi Kartikawati Paramita tentang ekspresi SDF1 dan penyebaran tumor ke nodus limfatikus pada kanker nasofaring.

Selain itu, Dian Eurike Septyaningtrias memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh penghambatan TNF-α dengan etanercept terhadap ekspresi CX3CR1 pada hippocampus tikus model diabetes, yang memberikan wawasan baru mengenai interaksi sistem imun dan saraf dalam kondisi metabolik kronis.

Pada bidang pendidikan histologi, tiga dosen menyampaikan inovasi pembelajaran yang menarik. Yustina Andwi Ari Sumiwi menyoroti intervensi berbasis penguatan skor formatif dan pembelajaran teman sebaya untuk meningkatkan minat belajar praktikum Histologi. Saihas Suhda berbagi pengalaman penerapan praktikum berbasis sampel penelitian dalam program Summer Course FK-KMK UGM yang terbukti mampu memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap histopatologi kanker. Sementara itu, Rina Susilowati mempresentasikan rancangan Terminologi Histologi Indonesia berbasis Terminologia Histologica sebagai langkah awal menuju upaya standardisasi nasional.Selain itu, presentasi pada sejarah dan penghargaan profesi turut memberi warna tersendiri. Dewi Sulistyawati menghadirkan sesi In memoriam berjudul “Y. Suhardi dan Sumaryati: Jejak Dedikasi Teknisi Histologi”, sebuah penghormatan atas dedikasi panjang teknisi histologi yang menjadi bagian penting dalam perjalanan keilmuan dan pendidikan histologi di Indonesia.

Kontribusi Alumni dan Mahasiswa

Selain dosen dan tendik, alumni dan mahasiswa juga turut berkontribusi dalam forum ini.
Devi Purnamasari, yang kini menjadi dosen di Universitas Negeri Surabaya, menyampaikan presentasi oral berjudul “Gambaran Inflamasi Ginjal pada Tikus Model Neurodegenerasi Akibat Induksi Trimetiltin”, yang merupakan bagian dari penelitian semasa studinya di UGM.

Tak kalah membanggakan, mahasiswa S2 minat Histologi dan Biologi Sel juga memperkaya forum dengan karya ilmiah mereka.
Fitriya Ramadhani, melalui presentasi oral, memaparkan “Estimasi Volume dan Jumlah Neuron CA1 di Hippocampus Mencit Model Kolitis dan Karsinogenesis Kolorektal”. Fitriya menuturkan bahwa kesempatan ini menjadi pengalaman berharga:

Presentasi di forum nasional memberi saya dorongan kepercayaan diri sekaligus masukan konstruktif dari para pakar. Saya semakin termotivasi untuk melanjutkan penelitian ke arah yang lebih aplikatif,” ujarnya.

Dua mahasiswa lainnya, Merry Nikita Br. Nainggolan dan Destiatpin Sofyaningrum, turut membagikan hasil penelitian dari praktikum S2 Magister Ilmu Biomedis melalui sesi poster.
Nikita mengangkat studi pendahuluan berjudul “Optimasi Estimasi Volume Stratum Granulare Gyrus Dentatus Hippocampus Tikus”, sedangkan Destiatpin mempresentasikan penelitian awal “Pengaruh Puasa Intermiten terhadap Distribusi Microglia pada Hippocampus Tikus Dewasa”.
Keduanya menegaskan bahwa pengalaman mengikuti PIN tidak hanya memperluas jejaring akademik, tetapi juga membuka wawasan metodologi riset yang lebih luas.

Prestasi

Dalam kesempatan ini, Dewajani Purnomosari meraih salah satu penghargaan sebagai penyaji terbaik, yang menjadi kebanggaan bagi Departemen.

Departemen Histologi dan Biologi Sel mengucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia PIN PAAI 2025 Cabang Jawa Tengah khususnya Universitas Sebelas Maret atas penyelenggaraan acara yang hangat, ilmiah, dan inspiratif. Semoga kegiatan ini semakin memperkuat kolaborasi antar perguruan tinggi, memperluas wawasan penelitian, serta menumbuhkan semangat pengembangan ilmu anatomi dan histologi di Indonesia.

Partisipasi aktif Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM dalam PIN PAAI 2025 juga selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui riset biomedis tentang kanker, neurodegenerasi, dan imunopatologi yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat; SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat inovasi pembelajaran histologi yang memperkuat mutu dan relevansi pendidikan kedokteran; serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi aktif antara dosen, tendik, mahasiswa, alumni, dan berbagai institusi dalam memperluas jejaring penelitian dan pengembangan ilmu anatomi dan histologi di Indonesia.

Sampah kertas merupakan salah satu jenis limbah yang paling banyak dihasilkan, baik di rumah, sekolah, maupun perkantoran. Menyadari dampak negatifnya terhadap lingkungan, Departemen Histologi & Biologi Sel FK-KMK UGM mengambil langkah nyata dengan menjalankan program daur ulang (recycle) sampah kertas di lingkungan kerja.

Program ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama, sampah kertas dipisahkan dari jenis sampah lainnya kemudian dikumpulkan di tempat yang kering. Kedua, departemen menyediakan titik pengumpulan khusus dan mengumumkan kepada staf tenaga kependidikan maupun dosen agar buku atau dokumen yang sudah tidak terpakai dapat diserahkan di lokasi tersebut. Setelah terkumpul, sampah kertas kemudian diambil oleh rekanan atau jasa daur ulang yang telah bekerja sama dengan departemen.

Selain membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), kegiatan ini juga memberikan manfaat tambahan berupa hasil penjualan dari kertas yang didaur ulang. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomis bagi departemen.

Inisiatif daur ulang ini sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dengan mendorong pengelolaan limbah yang berkelanjutan, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) karena secara tidak langsung berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dari proses produksi kertas baru. Hal ini menjadi bukti bahwa langkah kecil di tingkat departemen dapat memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan global.

Staf Departemen Histologi dan Biologi Sel (Pak Wahyu) sedang mengumpulkan kertas yang akan didaur ulang